Sunday, December 7, 2025
HomeBeritaSejumlah Baliho Babi Guling di Bali Diturunkan Jelang KTT G20

Sejumlah Baliho Babi Guling di Bali Diturunkan Jelang KTT G20

Liputan Jurnalis mediaaku.com, Putu Dea Agestya Putri
Denpasar, Bali – mediaaku.com – Pemerintah Provinsi Bali menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat menjelang KTT G20. Selain itu, menjelang penyambutan Presidensi G20, pemerintah melalui Satpol PP menurunkan sejumlah baliho yang terpasang di sepanjang jalur di Badung dan di Bali belum lama ini. Baliho yang diturunkan salah satunya adalah baliho warung yang mempromosikan babi guling di Bali. Kebijakan tersebut menuai pro dan kontra publik.
Terkait kejadian itu, senator Bali, I Gusti Ngurah Arya Wedakarna buka suara. Melalui akun Facebook yang diunggah, Sabtu (29/10), AWK mengatakan menyambut baik langkah pemerintah dalam merapikan tata kota sepanjang jalur yang dilewati oleh delegasi G20. “Bagaimanapun keamanan dan keselamatan delegasi penguasa 80 persen ekonomi dunia harus kita jaga, sehingga PPKM yang dilakukan selama dua hari harus kita hormati,” jelasnya.
Akan tetapi, terkait dengan pencopotan baliho warung babi guling menjelang presidensi G20, AWK yakin tidak ada instruksi secara khusus dari Presiden RI Joko Widodo. Pihaknya menduga aksi tersebut dibelakangi oleh oknum pejabat.
Kedua, AWK juga menduga ada oknum pejabat lokal di Bali yang mencari muka kepada oknum pejabat di pusat. “Ini yang berbahaya,” ungkapnya.
Pihaknya berharap Bali dapat tampil apa adanya, tanpa harus menyembunyikan identitasnya kepada para delegasi yang datang. Apalagi sebagian para delegasi yang datang merupakan negara-negara pemakan daging babi.
Sebagai pejabat negara, AWK akan mengirimkan nota protes kepada panitia G20. Akan tetapi dia melihat panitia tidak tahu- menahu soal tersebut. “Kok kayaknya panitia tidak tahu ya, panitia tidak ngurusi spanduk, yang diuruskan tempat rapat, bukan yang aneh-aneh kayak gini,” tegas AWK dalam akun Facebooknya.
Pihaknya berharap agar pejabat desa atau daerah di Bali dapat memberi argument jika ada perintah atau syarat-syarat aneh jelang presidensi G20. Berkaca dari kedatangan Raja Arab ke Bali, justru saat itu tidak ada hal-hal aneh yang dilakukan untuk menyambut raja dari negara yang mayoritas penduduknya muslim itu. Bahkan Raja Arab pun memperpanjang masa tinggalnya di Bali.
“Kita bisa lihat cerita suksesnya, tidak ada patung-patung yang ditutupi, tidak ada penari pendet yang pakaiannya tertutup saat penyambutan di Bandara. Apa adanya saja, tidak usah terlalu panik  dan parno,” tandasnya.
Penurunan spanduk dan baliho, khususnya di jalur yang akan dilintasi delegasi, merupakan tindak lanjut keputusan dalam rapat koordinasi yang dipimpin Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan. Terlebih per 11 November 2022 ini, akan dipasang 2.500 penjor guna menyambut kedatangan para delegasi.
RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Terpopular