Liputan Jurnalis mediaaku.com, Putu Dea Agestya Putri
Bali – mediaaku.com – Jelang Penampahan Kuningan ( satu hari sebelum hari raya kuningan ) harga babi di Bali anjlok dan hampir membuat penjual babi rugi.
Pengiriman babi dari Bali ke luar Bali dibuka kembi,tetali pembukaan pengiriman ini tidak sesuai ekspetasi peternak. Kuat dugaan bahwa ada perusahaan besar yang ikut mempermainkan harga babi.
Menurut Ketua Koordinator Perkumpulan Peternak Hewan Munugastrik Indonesia (PHMI) Kabupaten Tabanan, Bali. I Made Sukariyono mengungkapkan bahwa harga ternak babi saat ini turun drastis.
“Babi yang biasanya dijual dengan harga 45 ribu, saat ini hanya bisa terjual 41 ribu bahkan sampai 38 ribu. Untuk harga babi dijual di Jakarta seharusnya sekitar 55 ribu namun saat ini hanya 51 ribu,” ungkap Sukariyono (15/6/2022)
Kondisi ini tentu memprihatinkan bagi peternak karena biaya operasion dan pakan ternak sangat tidak sesuai. I Made Sukariyono juga menduga bahwa adanya permainan dari perusahaan besar untuk membuat harga anjlok.
” Kami melihat disini ada oknum pembeli yang bermain dan juga perusahaan besar yang bermain. Kemudian dijual dengan harga yang sangat murah,” ungkap Sukariyono.
Organisasi PHMI memperjuangkan harga babi di Bali agar setiap harga di kabupaten tetap stabil dan tidak merugikan peternak. Apalagi karena kasus demam babi beberapa tahun lalu membuat populasi babi kini tinggal 50-60%.
“Seharusnya saat ini kita dapat memberikan harga cukup bagus. Bukan lagi Rp 45 ribu, tapi Rp 50 ribu per kg hidup. Karena apa? Semua pasokan babi, terutama di Jakarta hanya dari Bali. Tidak ada dari tempat lain karena gagal panen,” tegasnya.
Hal inilah yang menjadi alasan kuat adanya permainan oknum atah mafia yang membeli dan menjual harga jauh dari standar harga yang membuat harga turun. Dengan populasi babi yang langka dan banyak peminat seharusnya harga babi naik tetapi ini malah sebaliknya.
Kini para peternak dan organisasi PHMI berharap adanya tindakan tegas dari pemerintah untuk mengusut kasus ini agar peternak tidak merugi lagi.

