MEDIAAKU.COM – Banyak orang tua pernah melihat anak mereka tiba-tiba menjadi sangat aktif, berlarian ke sana kemari setelah mengonsumsi makanan atau minuman manis Fenomena ini sering disebut sebagai sugar rush.
Dikutip dari Halodoc, Sugar rush dikenal sebagai kondisi di mana seseorang akan menjadi lebih aktif atau hiperaktif setelah mengonsumsi makanan atau minuman manis.Istilah ini merujuk pada anggapan bahwa gula bisa membuat anak hiperaktif dalam waktu singkat. Namun, benarkah demikian?
Gula memang cepat diserap tubuh dan dapat meningkatkan energi. Namun, tidak ada bukti ilmiah yang kuat bahwa gula secara langsung menyebabkan hiperaktivitas. Yang terjadi biasanya adalah anak merasa lebih bersemangat karena tubuhnya mendapatkan pasokan energi sederhana dari gula.
Efek ini bersifat sementara dan sering kali bercampur dengan faktor suasana hati, lingkungan bermain, serta ekspektasi orang tua.
Meskipun demikian, konsumsi gula berlebihan tetap memiliki dampak yang serius. Anak yang terbiasa makan permen, kue, atau minuman bersoda terlalu banyak berisiko mengalami kerusakan gigi, obesitas, bahkan gangguan konsentrasi dalam jangka panjang.
Buku “Nutrition Concepts and Controversies” oleh Frances Sizer dan Ellie Whitney (2017) menekankan bahwa pola makan tinggi gula dapat mengganggu keseimbangan gizi dan membentuk kebiasaan makan yang kurang sehat sejak dini.
Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk bijak dalam memberikan makanan manis. Gula bukan musuh, tetapi harus ditempatkan pada porsi yang wajar.
Lebih baik jika anak diajarkan menikmati buah segar sebagai sumber rasa manis alami. Selain menyehatkan, buah juga mengandung vitamin, mineral, dan serat yang tidak dimiliki oleh permen atau minuman manis kemasan.
Dengan memahami bahwa sugar rush lebih banyak dipengaruhi faktor psikologis dan lingkungan, orang tua tidak perlu terlalu khawatir. Yang lebih penting adalah bagaimana kita mendidik anak untuk mengendalikan diri, mengenal batas, dan belajar bahwa kesehatan adalah investasi jangka panjang.(*/janu)

