Thursday, November 20, 2025
HomeIbu dan AnakDaun Katuk dan Ibu Menyusui: Fakta Ilmiah atau Sekadar Mitos?

Daun Katuk dan Ibu Menyusui: Fakta Ilmiah atau Sekadar Mitos?

MEDIAAKU.COM – Daun katuk (nama ilmiah Sauropus androgynus) dikenal di Indonesia sebagai tanaman yang biasa digunakan sebagai “penolong” bagi ibu menyusui.

Menurut penelitian Juliastuti (2019) dalam ” jurnal Indonesian Journal for Health Sciences” menemukan bahwa rebusan daun katuk efektif untuk memenuhi kebutuhan ASI pada ibu menyusui, dan hasilnya signifikan dalam meningkatkan berat badan bayi

Dalam literatur kedokteran kehamilan dan laktasi disebutkan bahwa daun katuk mengandung senyawa aktif seperti alkaloid (di antaranya papaverin), sterol, polifenol, serta vitamin dan mineral yang mendukung produksi ASI.

Penelitian eksperimen dan ulasan literatur menunjukkan bahwa mengonsumsi daun katuk baik dalam bentuk sayur bening, rebusan, maupun ekstrak dapat membantu meningkatkan volume dan kelancaran ASI. 

Sebuah penelitian klinis menunjukkan bahwa pemberian kapsul daun katuk selama 15 hari postpartum dapat meningkatkan produksi ASI rata-rata sebesar 50,7 %. 

Studi lain di Puskesmas Kombos, Manado, menemukan bahwa ibu menyusui yang mengonsumsi rebusan daun katuk (sekitar 400 ml pagi dan malam selama 7–14 hari) mengalami peningkatan produksi ASI secara signifikan.

Dari segi nutrisi, daun katuk juga mengandung protein, kalsium, zat besi, vitamin A dan C, serta serat. Nutrisi-nutrisi ini bisa turut mendukung kesehatan ibu menyusui memperbaiki jaringan tubuh setelah melahirkan, menjaga daya tahan tubuh, dan membantu pemulihan.

Namun, meskipun daun katuk memiliki potensi manfaat, penggunaannya harus disesuaikan dan tidak berlebihan. Pengolahan yang tepat juga diperlukan agar kandungan nutrisi tidak rusak. 

Jika muncul tanda-tanda tidak nyaman seperti gangguan pencernaan atau reaksi alergi, sebaiknya dihentikan dan dikonsultasikan ke tenaga medis atau konsultan laktasi.

Alam memberikan banyak “hadiah kecil” yang jika kita manfaatkan dengan bijak dan ilmiah, bisa memberi dukungan besar dalam tugas mulia seorang ibu. Namun, kepercayaan saja tidak cukup kita perlu memperkuat dengan pengetahuan, kehati-hatian, dan nilai tanggung jawab terhadap kesehatan diri dan bayi.(*/janu)

RELATED ARTICLES

Terpopular