MEDIAAKU.COM – Perubahan besar dalam dunia pendidikan kini semakin terasa berkat program Digitalisasi Pembelajaran. Lebih dari 173 ribu sekolah di seluruh Indonesia telah menerima Panel Interaktif Digital (Interactive Flat Panel/IFP) sebagai alat bantu belajar modern.
Kehadiran teknologi ini tidak hanya membuka akses pembelajaran yang lebih luas, tetapi juga mengubah cara guru mengajar serta membantu siswa memahami materi dengan lebih cepat dan menyenangkan.
Melansir dari laman Kemendikdasmen, Rabu (19/11/2025) Program yang menargetkan 288.865 sekolah ini merupakan upaya pemerintah untuk memastikan seluruh anak Indonesia menikmati kualitas pendidikan yang merata. Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menegaskan bahwa digitalisasi menjadi langkah strategis untuk mengejar pemerataan mutu pendidikan.
“Kita harus memastikan anak-anak dari seluruh pelosok mendapatkan pendidikan terbaik. Tidak boleh ada wilayah yang tertinggal. Salah satu caranya adalah memanfaatkan lompatan teknologi,” ujar Presiden saat meresmikan Program Digitalisasi Pembelajaran untuk Indonesia Cerdas di SMPN 4 Bekasi.
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, menuturkan bahwa hasil pemantauan Kemendikdasmen menunjukkan adanya peningkatan signifikan di sekolah-sekolah yang telah menggunakan Panel Interaktif Digital. Menurutnya, siswa terlihat lebih antusias, dan capaian belajar mereka menunjukkan tren positif.
“Anak-anak belajar dengan lebih gembira dan aktif. Ini merupakan bukti bahwa digitalisasi pembelajaran benar-benar membawa dampak nyata,” jelasnya.
Salah satu guru SMPN 4 Bekasi, Indarwati Komariah, juga merasakan langsung perubahan iklim belajar di kelas. Ia menceritakan bagaimana siswa kini lebih percaya diri untuk berinteraksi dengan materi melalui papan digital, bahkan mereka yang biasanya pendiam kini mau mencoba menulis dan memanfaatkan fitur-fitur yang tersedia. Ia menilai pembelajaran menjadi lebih hidup dan bermakna.
Indarwati menyebutkan bahwa fitur Ruang Murid sangat membantu proses belajar mengajar.
“Siswa bisa mencoba berbagai eksperimen, bermain gim edukatif, hingga menjelajah sumber belajar digital secara mandiri,” ungkapnya.
Dari sisi siswa, manfaatnya tidak kalah besar. Naufal Rakha Mahardika, siswa kelas IX, mengaku lebih mudah memahami pelajaran khususnya matematika dan IPA. Ia merasa tampilan visual dan fitur interaktif membuat materi lebih cepat dicerna.
Pengalaman para guru dan siswa tersebut menunjukkan bahwa digitalisasi pembelajaran tidak hanya tentang distribusi perangkat, tetapi juga tentang transformasi budaya belajar.
Dengan adanya Panel Interaktif Digital, anak-anak Indonesia kini memiliki kesempatan belajar yang lebih merata, kreatif, dan menyenangkan, sebuah langkah maju menuju masa depan pendidikan yang lebih inklusif dan modern.(*/Stephany)

