MEDIAAKU.COM – Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyampaikan keyakinannya bahwa Indonesia memiliki peluang besar untuk membawa pertumbuhan ekonomi nasional mencapai angka 8 persen dalam beberapa tahun mendatang. Target ini selaras dengan visi Presiden untuk mengakselerasi posisi Indonesia menuju kategori negara maju.
Melansir dari laman Kemenkeu, Jumat (21/11/2025) Dalam acara peluncuran Bloomberg Businessweek Indonesia di Jakarta, Menkeu mengatakan bahwa rencana Presiden Prabowo untuk mencapai pertumbuhan 8 persen sempat menuai keraguan dari berbagai pihak. Namun menurutnya, target tersebut bukan sesuatu yang mustahil untuk dicapai sekaligus menjadi pijakan awal yang baik bagi transformasi ekonomi nasional.
Menkeu menegaskan bahwa mencapai pertumbuhan setinggi itu membutuhkan kerja keras serta pemahaman yang mendalam dalam merancang kebijakan. Ia merujuk pada konsep Sumitronomics yang menekankan tiga fondasi utama pembangunan ekonomi Indonesia: percepatan pertumbuhan, pemerataan hasil pembangunan, dan menjaga stabilitas nasional.
Salah satu langkah teknis yang telah ditempuh pemerintah adalah penempatan dana di Bank Himbara untuk memperkuat penyaluran kredit. Pada September lalu, pemerintah menempatkan Rp200 triliun ke perbankan, yang kemudian ditambah lagi Rp76 triliun pada tahap berikutnya. Kebijakan ini diharapkan mampu menggerakkan roda ekonomi melalui peningkatan pembiayaan.
Selain intervensi kebijakan, Menkeu menilai pembentukan ekspektasi positif di tengah pelaku usaha dan masyarakat menjadi kunci penting. Ketika persepsi terhadap kondisi ekonomi membaik, investor dan pengusaha akan lebih berani melakukan ekspansi, sehingga mendorong aktivitas ekonomi secara keseluruhan.
Pemerintah juga akan mengoptimalkan sinergi kebijakan fiskal, moneter, dan sektor riil, disertai upaya berkelanjutan untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif. Dengan kombinasi strategi tersebut, Menkeu optimis bahwa target pertumbuhan 8 persen dapat dicapai lebih cepat dari perkiraan.
“Momentum pertumbuhan ini akan terus kita jaga. Ke depan, mesin fiskal, moneter, dan sektor swasta akan bekerja bersama,” tutup Menkeu.(*/Stephany)

