MEDIAAKU.COM – Kementerian Ekonomi Kreatif menyatakan dukungannya terhadap rencana Kota Langsa yang akan menyelenggarakan Mangrove Fest Creative Market pada 2026.
Menteri Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Ekraf Teuku Riefky Harsya menilai, kegiatan tersebut berpotensi membuka peluang kerja baru sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi daerah melalui sektor kreatif.
Melansir dari laman KemenEkraf, Sabtu (22/11/2025) Dalam pertemuan bersama Wali Kota Langsa Jeffry Sentana Putra di Autograph Tower, Thamrin Nine, Teuku Riefky menegaskan bahwa setiap program pengembangan ekraf diarahkan untuk menciptakan pekerjaan yang berkualitas bagi generasi muda. Ia mengusulkan agar festival tersebut melibatkan konten kreator dalam kompetisi fotografi dan pelatihan kemampuan pemasaran digital, sehingga produk lokal dapat menjangkau pasar yang lebih luas.
Menurutnya, keberadaan hutan mangrove sebagai ikon Kota Langsa merupakan peluang besar untuk memadukan kreativitas dengan upaya konservasi. Ajang Mangrove Fest Creative Market diharapkan mampu melahirkan produk bernilai ekonomi yang tetap menjaga kelestarian lingkungan. Konsep ini sejalan dengan strategi nasional yang menjadikan ekonomi kreatif sebagai motor penggerak ekonomi daerah.
Langsa sendiri merupakan wilayah pesisir dengan hamparan mangrove yang luas dan terjaga baik di Aceh bagian timur. Potensi geografis tersebut tidak hanya berperan secara ekologis, tetapi juga menjadi sumber ide bagi pelaku kreatif lokal untuk menghasilkan karya inovatif.
Staf Khusus Menteri Ekraf Bidang Isu Strategis dan Antar Lembaga, Rian Syaf, menjelaskan bahwa komposisi penduduk Langsa yang didominasi usia produktif serta kemajuan digitalisasi menjadi modal penting bagi pengembangan subsektor kreatif. Selain kuliner yang selama ini menonjol, perlu dilakukan pemetaan subsektor unggulan lain yang dapat diangkat sebagai identitas Kota Langsa.
Mangrove Fest Creative Market 2026 akan mengusung tema “Karya Lokal, Alam Lestari”, mencerminkan komitmen bahwa pengembangan ekonomi kreatif harus berjalan selaras dengan pelestarian lingkungan dan budaya. Produk yang dihasilkan bukan hanya bernilai jual, tetapi juga memiliki aspek keberlanjutan.
Potensi Langsa menuju predikat Kota Kreatif juga didukung oleh Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang tinggi, berada di posisi kedua tertinggi di Aceh setelah Banda Aceh. Peningkatan kualitas SDM ini menjadi pondasi penting untuk menciptakan inovasi di berbagai sektor, termasuk wastra dan seni budaya khas daerah.
Wali Kota Langsa Jeffry Sentana Putra menambahkan bahwa festival ini akan menjadi ruang kolaborasi yang menampilkan berbagai pertunjukan budaya, pameran tekstil, hingga kuliner lokal.
Dengan area mangrove seluas 6.500 hektare, Langsa siap memperkenalkan diri sebagai destinasi wisata berbasis alam yang juga mengembangkan sektor ekonomi kreatif.
“Kami berharap program ini dapat memperkuat sinergi dan membawa manfaat bagi masyarakat. Sambil melestarikan mangrove, kita juga dorong tumbuhnya ekonomi kreatif berbasis budaya Aceh,” kata Jeffry.
Dengan berbagai potensi yang dimiliki, Mangrove Fest Creative Market 2026 diharapkan menjadi momentum bagi Kota Langsa untuk tampil sebagai pusat inovasi kreatif yang ramah lingkungan dan membanggakan Aceh di kancah nasional.(*/Stephany)

