MEDIAAKU.COM – Tradisi Mitoni, yang di masyarakat Jawa juga dikenal sebagai Tingkeban, merupakan sebuah upacara adat yang dilakukan saat calon ibu memasuki usia kehamilan tujuh bulan, khususnya bagi kehamilan anak pertama.
Kata “mitoni” sendiri berasal dari bahasa Jawa pitu yang berarti tujuh, menandakan momen penting usia kehamilan tersebut.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Retno Intani dan Novita Damayanti pada 2018,mitoni bertujuan untuk memberikan doa kepada ibu hamil dan janin yang dikandung agar selalu selamat, aman, dan tidak diganggu oleh roh jahat selama masa kehamilan hingga proses persalinan berjalan lancar.
Dalam pelaksanaannya, terdapat beberapa rangkaian yang khas: calon ibu disirami dengan air bunga dalam prosesi siraman, kemudian dilakukan penggantian busana dan kain dengan makna simbolis, selanjutnya ada ritual “brojolan” telur atau kelapa sebagai simbol harapan kelancaran kelahiran, dan diakhiri dengan selamatan atau doa bersama.
Setiap elemen dalam Mitoni memiliki makna mendalam misalnya siraman melambangkan penyucian lahir-batin, sementara penggantian tujuh lapis busana melambangkan harapan agar bayi kelak memiliki budi pekerti luhur, panjang umur, dan kemudahan hidup.
Dari kajian budaya, Mitoni tidak sekadar ritual kehamilan namun juga sebuah wujud kearifan lokal yang mengajarkan keluarga untuk senantiasa bersyukur kepada Sang Pencipta dan memohon keselamatan bagi ibu serta anak yang dikandung.
Dengan demikian, ritual Mitoni bukanlah sekadar helatan adat untuk calon ibu, melainkan sebuah momen refleksi bahwa setiap manusia datang ke dunia dengan keinginan agar menjadi pribadi yang berguna, diberkahi, dan dibimbing oleh nilai-nilai luhur.
Tradisi seperti ini mengajarkan kita untuk memaknai kehidupan secara utuh dari awal kehadiran, hingga harapan akan kelahiran dan pertumbuhan yang baik.(*/janu)

