MEDIAAKU.COM – Mengasuh anak di era digital memerlukan pendekatan yang berbeda,bukan sekadar membatasi layar, tetapi mendampingi, memberi contoh dan membangun dialog.
Ada beberapa cara agar orang tua memahami bahwa perangkat digital bukan musuh, melainkan bagian dari dunia anak yang perlu dipahami bersama,yaitu:
1.Orang tua perlu aktif menunjukkan penggunaan teknologi yang sehat,misalnya, menunjukkan bagaimana memilih konten yang bermanfaat atau menetapkan momen bersama tanpa gadget.
Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang hanya diatur tanpa penjelasan sering kali merasa dibatasi secara sewenang-wenang, yang justru bisa menimbulkan konflik.
2.Membuat aturan bersama mengenai penggunaan media digital: kapan, bagaimana dan untuk siapa.
Hal ini penting karena jumlah waktu saja tidak cukup untuk mengukur dampak, melainkan kualitas dan konteks penggunaan lah yang lebih berpengaruh.
3.Teknologi tetap harus ditemani oleh interaksi nyata untuk berbicara, bermain, berbagi cerita.
Menurut beberapa tinjauan dari Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD),meski perangkat digital menawarkan peluang belajar dan kreativitas, terdapat risiko pada interaksi tatap-muka yang makin berkurang jika terlalu banyak menggunakan gawai.
Dalam sebuah survei oleh Pew Research Center, banyak orang tua yang menyatakan bahwa mereka merasa memiliki lebih banyak informasi tentang tumbuh-kembang anak di era digital, namun juga merasa waktu bersama anak makin sedikit.
Teknologi bukanlah pengganti kasih sayang, perhatian, atau tata nilai yang kita tanamkan. Anak yang dibimbing dengan hangat dan diberi ruang untuk berdiskusi cenderung lebih mampu menggunakan teknologi secara bijak.
Mendidik anak di era digital bukan soal menolak perubahan, tetapi soal menavigasi bersama dengan kasih sayang, pemahaman, dan kehadiran. Dengan begitu, kita membangun generasi yang tidak hanya mahir memakai teknologi, tetapi juga berhati-hati, beretika, dan tetap terhubung secara manusiawi.(*/janu)

