MEDIAAKU.COM – Oncom adalah salah satu makanan tradisional yang berasal dari wilayah Jawa Barat dan khususnya dikenal luas dalam budaya Sunda. Nama “oncom” sendiri sudah tercatat dalam kamus tahun 1884, dan keberadaannya didokumentasikan oleh para ahli Belanda pada abad ke-19 dan ke-20.
Menurut buku “Membuat Oncom Praktis dan Aman Aflatoksin” karangan Wiwi Wikanta (2019), oncom merupakan makanan hasil fermentasi bahan-baku seperti bungkil kacang tanah atau ampas tahu yang diproses oleh kapang tertentu.
Proses fermentasi ini memungkinkan limbah pertanian atau sisa produksi tahu/kelapa menjadi makanan yang tetap bergizi dan bisa dikonsumsi. Hal ini menunjukkan bagaimana masyarakat pada masa lalu mengembangkan kreativitas dalam memanfaatkan bahan yang tersedia secara lokal.
Dalam perkembangannya oncom dibedakan menjadi dua jenis utama: oncom merah dan oncom hitam.
Oncom merah biasanya dibuat dari bungkil kacang tanah atau campuran, menggunakan kapang seperti Neurospora sitophila yang menghasilkan warna jingga atau merah muda. Oncom hitam menggunakan kapang seperti Rhizopus oligosporus dan bahan baku bungkil kacang tanah atau ampas singkong (onggok) yang menghasilkan warna lebih gelap.
Makanan ini tidak hanya mencerminkan kreativitas kuliner lokal tetapi juga nilai keberlanjutan memanfaatkan limbah bahan pangan menjadi sesuatu yang bernilai.
Sebagai hasil fermentasi, oncom memiliki keunggulan nutrisi dibandingkan bahan baku awal, misalnya proses fermentasi dapat meningkatkan kecernaan dan menurunkan kandungan senyawa-antinutrien.
Sejarah oncom mengajarkan kita bahwa kreativitas dan keberlanjutan bisa berjalan bersama,bahan yang dianggap “sisa” bukan berarti tak berharga.
Dengan pemikiran yang teliti dan hati-hati, masyarakat bisa mengubah sesuatu yang tampak sederhana menjadi warisan budaya yang kaya nilai.(*/janu)
