Thursday, December 4, 2025
HomeSejarah & BudayaBatu Rosetta: Kunci Ajaib yang Membuka Suara dari Peradaban yang Hilang

Batu Rosetta: Kunci Ajaib yang Membuka Suara dari Peradaban yang Hilang

MEDIAAKU.COM – Batu Rosetta adalah sebuah lempengan granodiorit yang ditemukan pada tahun 1799 di wilayah Delta Nil, dekat kota Rashid (Rosetta) oleh seorang perwira Prancis bernama Pierre‑François Bouchard. 

Lempengan ini memiliki sebuah dekrit yang ditulis dalam tiga sistem tulisan: hieroglif Mesir kuno, tulisan demotik Mesir, dan bahasa Yunani kuno.  Karena para ilmuwan masih dapat membaca bagian bahasa Yunani, maka Batu Rosetta menjadi “kunci” untuk memahami kembali tulisan hieroglif yang selama berabad-abad tidak terbaca.

Sejarah Batu Rosetta bermula ketika pasukan ekspedisi Prancis di Mesir pimpinan Napoleon Bonaparte yang membawa ilmuwan dan ahli seni bersama mereka menemukan lempengan ini di sebuah benteng tua yang dibongkar. 

Setelah kekalahan Prancis dan kekuasaan Inggris mengambil alih Mesir, batu tersebut dibawa ke Inggris dan dipajang di British Museum sejak tahun 1802.

Beberapa tokoh penting dalam decipherment (penguraian tulisan) adalah ilmuwan Inggris Thomas Young yang pertama kali mengenali bahwa beberapa hieroglif menuliskan nama raja Ptolemaios secara fonetik. 

Kemudian, ilmuwan Prancis Jean‑François Champollion pada tahun 1822 mengumumkan bahwa hieroglif Mesir tidak hanya terdiri dari simbol ideografis, tetapi juga simbol fonetik yang melambangkan suara-suara bahasa Mesir kuno, yang membuka pintu bagi kajian penuh terhadap peradaban Mesir kuno.

Ada banyak buku yang membahas batu ini, salah satu yang direkomendasikan adalah”Cracking Codes: The Rosetta Stone and Decipherment” oleh R. B. Parkinson dan lainnya, yang secara rinci menggambarkan penemuan dan arti tulisan di batu tersebut. 

Buku lain seperti “The Rosetta Stone and the Rebirth of Ancient Egypt” karya Jhon ray juga memaparkan bagaimana penemuan ini membuka peluang baru bagi studi Mesir kuno.

Kisah Batu Rosetta mengajarkan bahwa pengetahuan yang lama terkubur pun bisa ditemukan kembali melalui ketekunan, kerja sama, dan rasa ingin tahu.

Penemuan tersebut bukan hanya milik satu bangsa atau satu ilmuwan saja, melainkan melibatkan usaha dari banyak pihak lintas negara dan disiplin ilmu.

Selain itu, ia mengingatkan kita bahwa artefak-artefak budaya yang tampaknya “hanya batu” bisa memiliki makna luar biasa bagi kemanusiaan: membuka rahasia masa lalu, menyatukan bahasa yang berbeda, dan memperkaya pemahaman kita terhadap warisan bersama.(*/janu)

RELATED ARTICLES

Terpopular