MEDIAAKU.COM – Kementerian Pekerjaan Umum (PU) terus mengupayakan pemulihan konektivitas utama di Provinsi Sumatera Utara setelah bencana hidrometeorologi yang melanda sejumlah wilayah.
Salah satu hasil signifikan dari upaya tersebut adalah kembali terbukanya ruas strategis Lintas Timur Sumatera Utara yang menghubungkan Medan, Binjai, Pangkalan Brandan, Tanjung Pura, hingga wilayah perbatasan Aceh. Akses ini kini sudah dapat dilalui seiring percepatan perbaikan jalan dan jembatan terdampak.
Melansir laman KemenPU, Minggu (14/12/2025) Menteri PU, Dody Hanggodo, menegaskan bahwa penanganan infrastruktur jalan dan jembatan terus dilakukan secara intensif agar aktivitas masyarakat serta distribusi logistik dapat kembali berjalan lancar. Menurutnya, pembukaan jalur transportasi menjadi fokus utama pemerintah setelah banjir dan longsor yang terjadi di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat, sebelum masuk ke tahapan rehabilitasi dan rekonstruksi infrastruktur secara menyeluruh.
Untuk mempercepat proses pemulihan, Kementerian PU bersama Pemerintah Provinsi Sumatera Utara mengerahkan 96 unit alat berat, 6 unit peralatan pendukung, serta hampir dua ribu unit bahan dan material penanganan bencana. Seluruh sumber daya tersebut difokuskan pada pembukaan akses jalan, perbaikan darurat, serta pembersihan sisa material banjir.
Hasil pendataan sementara menunjukkan bencana berdampak pada 12 ruas jalan nasional dan 4 jembatan nasional, serta 21 ruas jalan daerah dan 4 jembatan daerah yang tersebar di berbagai kabupaten dan kota. Penanganan darurat dilakukan secara bertahap guna memastikan jalur-jalur vital tetap dapat difungsikan.
Di sektor jalan tol, seluruh ruas terdampak di Sumatera Utara telah kembali beroperasi. Meski demikian, rekayasa lalu lintas berupa sistem contraflow masih diberlakukan di Ruas Tol Medan–Kualanamu–Tebing Tinggi sejak 4 Desember 2025. Kementerian PU menargetkan kondisi lalu lintas di ruas tersebut dapat kembali normal sepenuhnya sebelum 16 Desember 2025.
Selain pemulihan akses transportasi, penanganan bencana juga diarahkan pada pengendalian banjir dan pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat. Di bidang sumber daya air, tercatat 51 sungai, 7 bendung, dan 9 sistem air baku mengalami dampak. Kementerian PU terus melakukan identifikasi kerusakan sekaligus penanganan darurat agar fungsi pengendalian banjir dan ketersediaan air tetap terjaga.
Pada sektor permukiman, kerusakan juga ditemukan pada 34 unit infrastruktur SPAM dan Instalasi Pengolahan Air (IPA). Untuk memenuhi kebutuhan air bersih dan sanitasi masyarakat, pemerintah menyalurkan bantuan darurat berupa hidran umum, mobil tangki air, toilet portable, biority, mobil toilet, serta pipa mobile.
Bencana hidrometeorologi ini turut memengaruhi prasarana sosial strategis, antara lain ratusan sekolah, madrasah, dan pondok pesantren, puluhan pasar, fasilitas kesehatan, serta rumah ibadah. Seluruh data tersebut menjadi dasar penyusunan langkah rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana agar pemulihan dapat berjalan menyeluruh dan berkelanjutan. (*/Stephany)

