MEDIAAKU.COM – Dalam budaya Tiongkok, makhluk yang dikenal sebagai “naga” ( lóng) bukanlah monster yang menakutkan seperti yang lazim dalam mitologi Barat, melainkan mahluk sakral yang melambangkan kebajikan, kemakmuran, kekuasaan alam dan kedekatan dengan manusia.
Menurut ahli Marinus Willem de Visser dalam bukunya “The Dragon in China and Japan (1913)” naga muncul berulang-kali dalam teks klasik, mitos dan ritual sebagai pembawa hujan, pengendali angin badai, serta sebagai simbol kekuasaan kekaisaran.Citra naga di Tiongkok merupakan perpaduan dari berbagai unsur alam dan binatang.
De Visser mengutip bahwa dalam tradisi kuno naga digambarkan sebagai berkepala unta, bertanduk seperti rusa, bermata seperti kelinci, telinga mirip sapi, tubuh seperti ular, sisik seperti ikan mas, dan cakar seperti rajawali.
Naga bukan sekadar binatang mitos semata, melainkan simbol integrasi alam dan manusia. Dalam banyak artefak, hiasan bangunan istana dan pakaian kekaisaran, naga muncul sebagai motif utama untuk menunjukkan status tinggi dan hubungan manusia-penguasa dengan kekuatan alam.
Makna sosial dan religius naga begitu penting. Dalam tradisi Tiongkok, naga sering dikaitkan dengan air,sungai, hujan, angin dan badai. Dengan demikian, naga menjadi simbol keseimbangan, harmoni antara manusia dan alam, serta harapan kemakmuran dari hujan yang cukup.
Dari sisi kekuasaan politik, naga turut dipakai sebagai lambang kekaisaran. Naga lima cakar misalnya sering dipakai pada jubah kaisar, mencerminkan bahwa sang kaisar adalah “Naga yang benar”atau wakil kekuasaan tertinggi atas manusia dan alam.
Pesan yang bisa diambil dari kepercayaan ini adalah manusia sebaiknya hidup dalam kesadaran bahwa dirinya adalah bagian dari alam, bukan penguasa mutlak atasnya.
Ketika naga dianggap sebagai pengendali hujan dan kekuatan alam, maka manusia diingatkan untuk menghormati alam, menjaga keseimbangan lingkungan, dan bersikap rendah hati terhadap kekuatan yang tidak tampak.
Singkatnya, kepercayaan Tiongkok terhadap naga mengajak kita untuk mengembangkan hubungan yang lebih harmonis dengan alam dan sesama manusia, dengan kebajikan sebagai pondasi.(*/janu)

