Sunday, December 21, 2025
HomeSejarah & BudayaApa yang Membuat Budaya Makan Jepang Begitu Disiplin dan Rapi?

Apa yang Membuat Budaya Makan Jepang Begitu Disiplin dan Rapi?

MEDIAAKU.COM – Budaya makan di Jepang merupakan salah satu cerminan dari kepribadian masyarakatnya yang menjunjung tinggi kesopanan, ketertiban, dan rasa hormat. Dalam kehidupan sehari-hari, orang Jepang tidak hanya makan untuk mengenyangkan perut, tetapi juga untuk menikmati keindahan, rasa, dan makna dari setiap hidangan.

Seperti dijelaskan dalam buku “Japanese Women Don’t Get Old or Fat: Secrets of My Mother’s Tokyo Kitchen (2005)”,karya Naomi Moriyam makanan di Jepang dianggap sebagai bentuk seni dan cara untuk menghargai alam yang telah memberikan bahan-bahannya.

Sebelum makan, masyarakat Jepang selalu mengucapkan “itadakimasu” yang berarti “saya menerima dengan rasa syukur.”Ucapan ini bukan sekadar kebiasaan, tetapi juga bentuk penghormatan kepada orang yang telah menyiapkan makanan dan kepada alam yang menyediakan bahan pangan.

Setelah selesai makan, mereka mengucapkan “gochisousama deshita” yang berarti “terima kasih atas makanannya.” Dua ungkapan ini menggambarkan nilai kesopanan dan rasa terima kasih yang tinggi dalam budaya Jepang.

Tata cara makan di Jepang juga sangat memperhatikan etika. Misalnya, sumpit tidak boleh ditancapkan ke dalam nasi karena dianggap tidak sopan dan menyerupai upacara kematian. Selain itu, orang Jepang biasanya makan dalam porsi kecil dan mengunyah dengan tenang, tanpa berbicara terlalu banyak di meja makan. Hal ini menunjukkan sikap menghargai makanan dan orang lain yang sedang makan bersama.

Selain etika, keindahan penyajian juga menjadi bagian penting dari budaya makan di Jepang yang selalu memperhatikan keseimbangan warna, bentuk, dan rasa. Setiap hidangan disusun sedemikian rupa agar menarik secara visual, karena mereka percaya bahwa mata juga “ikut makan” sebelum lidah merasakan rasa yang sesungguhnya.

Dari budaya makan Jepang, kita dapat belajar banyak hal. Makanan bukan hanya sekadar kebutuhan tubuh, tetapi juga sarana untuk menumbuhkan rasa syukur, menghargai orang lain, dan menjaga hubungan sosial. Dengan sikap itu, makan menjadi kegiatan yang tidak hanya mengenyangkan, tetapi juga menenangkan hati dan memperkaya jiwa.(*/janu)

RELATED ARTICLES

Terpopular