Thursday, April 24, 2025
HomeMusikSuara Hutan Kalimantan Kembali Menggema di Era Digital Melalui Alat Musik Kuriding

Suara Hutan Kalimantan Kembali Menggema di Era Digital Melalui Alat Musik Kuriding

MEDIAAKU.COM – Yuk, kita simak mengenai alat musik tradisional Kalimantan yang bernama Kuriding yang beradaptasi di era digital. Dilansir dari Jurnal Budaya atau Situs Warisan Indonesia, bahwa di tengah dominasi musik modern yang menguasai panggung hiburan, komunitas Dayak di Kalimantan Tengah mengambil langkah berani untuk menghidupkan kembali kuriding, alat musik tradisional yang terbuat dari pelepah pohon joko.

Alat musik sederhana yang menghasilkan suara mendengung khas saat ditiup dan disentuh, dulunya hanya terdengar dalam ritual adat suku Dayak. Namun, sejak 2 April 2025, kuriding menemukan panggung baru melalui festival daring bertajuk “Echoes of the Forest,” sebuah inisiatif yang digagas oleh para seniman muda setempat untuk memperkenalkan kembali instrumen ini ke generasi digital.

Festival tersebut menjadi sorotan karena menampilkan kolaborasi unik antara musisi tradisional dan talenta muda yang mahir menggunakan teknologi modern. Suara khas kuriding, yang lembut namun penuh resonansi, dipadukan dengan synthesizer dan efek digital, menciptakan genre musik eksperimental yang segar.

Penampilan ini tidak hanya memukau penonton lokal, tetapi juga menarik perhatian produser musik internasional yang melihat potensi kuriding sebagai elemen baru dalam industri kreatif. Salah satu musisi, Andi Pratama, mengungkapkan, “Kami ingin membuktikan bahwa alat musik nenek moyang kami bisa relevan di zaman sekarang,” katanya.

Bagi komunitas Dayak, revitalisasi kuriding bukan hanya sekadar soal seni, tetapi juga harapan untuk masa depan. Pelaku seni lokal optimistis bahwa langkah ini dapat membuka peluang ekonomi, seperti pelatihan pembuatan alat musik atau produksi konten digital berbasis budaya.”Kami tidak ingin kuriding hanya jadi cerita di museum, kami ingin anak-anak kami bangga memainkannya,” ujar tokoh adat setempat, Markus Sada.

Dengan dukungan teknologi dan semangat pelestarian, suara hutan Kalimantan ini kini bergema lebih jauh, membawa warisan Dayak ke panggung dunia di era digital. (Terry)

RELATED ARTICLES

Terpopular