MEDIAAKU.COM – Menjadi orang tua adalah tugas mulia, akan tetapi tidak mudah. Kelelahan, tekanan ekonomi, konflik rumah tangga, hingga stres pekerjaan dapat memicu ledakan emosi yang tidak terkendali. Sayangnya,anak-anak sering menjadi sasaran pelampiasan yang tidak seharusnya terjadi.
Menurut The Whole-Brain Child karya Daniel J. Siegel dan Tina Payne Bryson, respons emosional orang tua sangat memengaruhi perkembangan otak dan karakter anak.
Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk belajar mengelola emosi secara sehat. Ketika orang tua marah atau kecewa, cobalah tarik napas dalam, beri jeda sebelum bereaksi, dan refleksikan apa yang sebenarnya dirasakan.
Buku Emotional Intelligence oleh Daniel Goleman menekankan pentingnya kesadaran diri dan pengendalian emosi dalam membentuk hubungan yang sehat, termasuk hubungan orang tua dan anak.
Ketika anak sering menerima kemarahan atau bentakan tanpa sebab yang jelas, hal ini bisa meninggalkan luka psikologis jangka panjang. Perlu dipahami bahawa anak belajar melalui contoh, bukan hanya nasihat, oleh karena itu ketika orang tua mampu menunjukkan cara mengelola emosi secara tenang maka anak pun akan belajar meniru sikap tersebut.
Jika emosi terasa terlalu berat untuk ditanggung sendiri,cobalah berbicara pada pasangan, teman dekat, atau bahkan psikolog professional dan sediakan waktu untuk diri sendiri, beristirahat cukup, dan menjaga kesehatan mental juga bagian dari tanggung jawab sebagai orang tua.
Anak adalah anugerah, bukan pelampiasan. Mereka tidak memilih dilahirkan, namun merekalah yang akan merasakan dampak dari sikap kita. (*/janu)