MEDIAAKU.COM – Mebuug-Buugan adalah tradisi kuno yang berasal dari Desa Kedonganan, Bali. Tradisi ini dilaksanakan sehari setelah Hari Nyepi, yang dikenal sebagai Ngembak Geni. Dalam kegiatan ini, warga desa saling mengoleskan lumpur ke tubuh satu sama lain sebagai simbol pembersihan diri dari hal-hal negatif, baik secara lahir maupun batin.
Tradisi Mebuug-Buugan berasal dari kata “buug” yang berarti kotoran atau lumpur dan secara etimologis, “mebuug” berarti berlumur lumpur. Ritual ini bermula dari kepercayaan masyarakat bahwa lumpur yang berasal dari alam memiliki kekuatan spiritual untuk menetralisir energi buruk dan menyeimbangkan kembali kehidupan manusia dengan alam semesta.
Dikutip dari wikipedia, Dalam pelaksanaan tradisi Mebuug-Buugan ini, masyarakat desa adat Kedonganan dalam jumlah besar akan saling melumuri diri dengan lumpur yang disimbolkan sebagai Bhuta Kala. Lumpur dianggap sebagai simbol kotoran atau kekotoran yang melekat ini harus dibersihkan.
Prosesi mebuug-buugan diawali dengan sembahyang bersama di pura desa. Setelah itu, warga turun ke kubangan lumpur yang telah disiapkan.Mereka saling melumuri tubuh dengan lumpur sambil tertawa dan bergembira. Meskipun terlihat seperti permainan, kegiatan ini sarat makna spiritual.
Lumpur diyakini dapat menyerap sifat buruk seperti iri hati, dendam, dan kesombongan. Setelah selesai, para peserta berjalan menuju laut untuk membersihkan diri, melambangkan pembersihan total secara fisik dan spiritual.
Mebuug-buugan adalah warisan budaya yang patut dijaga dan dikenalkan lebih luas. Di balik keseruannya, tersimpan nilai luhur tentang pembersihan, kebersamaan, dan harmoni dengan alam. Sebuah pelajaran penting yang bisa kita bawa ke dalam kehidupan sehari-hari.(/janu)