MEDIAAKU.COM – Wajik adalah salah satu kue tradisional Indonesia yang terbuat dari beras ketan, gula merah, dan santan. Kue ini memiliki cita rasa manis dan tekstur lengket, sering disajikan dalam berbagai acara adat dan perayaan sebagai simbol kebersamaan dan ikatan yang erat.
Wajik dikenal di berbagai daerah dengan nama yang berbeda-beda, seperti “wajik klethik” di Jawa Tengah atau “dodol ketan” di daerah lain, namun bahan dasar dan maknanya relatif serupa.
Dikutip dari Wikipedia, Kudapan yang sudah ada sejak jaman Majapahit ini, masuk dalam jajanan klasik khas Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Kue ini biasanya dihidangkan dalam upacara adat seperti pernikahan, selamatan, dan ritual keagamaan. Dalam budaya Jawa, bentuk wajik yang menyerupai belah ketupat mengandung makna simbolis: rasa syukur, ketulusan, dan harapan akan kehidupan yang manis serta harmonis.
Penggunaan bahan-bahan alami seperti ketan dan gula kelapa juga mencerminkan kearifan lokal masyarakat Indonesia dalam memanfaatkan hasil bumi.
Proses pembuatannya yang memerlukan kesabaran dan perhatian menjadi simbol kerja keras dan ketekunan, lengketnya wajik mencerminkan harapan agar hubungan keluarga atau masyarakat tetap erat dan tidak mudah terpecah.
Seiring waktu, wajik tetap bertahan di tengah gempuran makanan modern. Meskipun kini mulai jarang ditemukan di kota-kota besar, wajik masih menjadi bagian penting dalam tradisi kuliner daerah, terutama saat lebaran atau acara pernikahan.
Di balik kesederhanaan dan rasa manisnya, wajik mengajarkan nilai-nilai kebersamaan, ketulusan, serta pentingnya melestarikan tradisi. Kue ini bukan sekadar makanan, melainkan simbol dari warisan budaya yang mempererat hubungan antarmanusia.(*/janu)