MEDIAAKU.COM – Dalam dunia perawatan kendaraan bermotor, istilah “turun mesin” sering terdengar menakutkan bagi para pemilik motor.
Turun mesin adalah kondisi ketika mesin harus dibongkar hingga ke bagian dalam, karena ada kerusakan yang tidak bisa diatasi hanya dengan perbaikan ringan dan biasanya dilakukan jika komponen inti seperti piston, ring piston, atau silinder mengalami aus, baret, atau kerusakan serius yang memengaruhi kinerja motor.
Penyebab utama motor harus turun mesin sering berkaitan dengan perawatan yang kurang baik. Salah satunya adalah kelalaian dalam mengganti oli secara rutin. Oli berfungsi melumasi dan mendinginkan mesin, sehingga bila jarang diganti, gesekan antar komponen menjadi kasar dan mempercepat keausan.
Selain itu, kebiasaan memaksa motor bekerja melebihi batas, seperti sering memacu kecepatan tinggi atau mengabaikan suara aneh dari mesin, juga memperburuk kondisi.
Dalam buku “Perawatan Mesin Sepeda Motor” karya Giri (2019), dijelaskan bahwa gejala awal yang sering muncul sebelum turun mesin adalah tenaga motor berkurang, asap knalpot berlebih, dan konsumsi bahan bakar meningkat.
Proses turun mesin bukanlah hal sederhana. Mekanik akan membuka bagian mesin satu per satu, membersihkan, mengecek keausan, lalu mengganti komponen yang rusak.
Biaya yang dikeluarkan pun cukup besar, tergantung pada tingkat kerusakan. Inilah sebabnya banyak pemilik motor yang khawatir bila mendengar diagnosa turun mesin. Namun, bila dilakukan dengan benar, hasilnya bisa membuat motor kembali bertenaga seperti baru.
Dengan memahami arti turun mesin serta cara mencegahnya, pemilik motor diharapkan lebih peduli terhadap kendaraan yang dimiliki. Motor bukan hanya alat transportasi, melainkan juga aset berharga yang mendukung aktivitas sehari-hari.
Merawat motor dengan baik berarti menjaga kenyamanan, keselamatan, sekaligus menghemat biaya dalam jangka panjang.(*/janu)