Thursday, September 25, 2025
HomeSejarah & BudayaPayung Geulis, Si Cantik dari Tasikmalaya: Bagaimana Sejarahnya?

Payung Geulis, Si Cantik dari Tasikmalaya: Bagaimana Sejarahnya?

MEDIAAKU.COM – Payung geulis adalah salah satu warisan budaya Sunda yang berasal dari Tasikmalaya, Jawa Barat. Kata geulis dalam bahasa Sunda berarti “cantik”.

Sejak awal kemunculannya, payung ini memang dikenal karena keindahan hiasan dan warnanya yang cerah. Tidak hanya berfungsi sebagai pelindung dari panas dan hujan,tapi juga menjadi simbol keanggunan dan keterampilan tangan pengrajinnya.

Menurut buku “Payung Geulis: Identitas Budaya Tasikmalaya karya Asep Nurdin (2012)”, sejarah payung geulis berawal sekitar abad ke-19, ketika masyarakat setempat mulai membuat payung secara tradisional.

Pada masa itu, payung dipandang sebagai barang mewah yang hanya dimiliki kalangan tertentu. Namun, orang Tasikmalaya melihat peluang untuk mengubah payung menjadi karya seni yang lebih dekat dengan masyarakat luas. Mereka menghiasnya dengan motif bunga, burung, dan pemandangan alam yang mencerminkan keindahan Sunda.

Proses pembuatan payung geulis dikerjakan secara manual. Bahan utamanya berupa bambu, kertas, dan kain. Tiap bagian payung dibuat dengan teliti, mulai dari kerangka hingga lukisan tangan yang mempercantik permukaan.

Karya ini bukan hanya soal fungsi, tetapi juga melambangkan nilai estetika dan kearifan lokal. Tidak mengherankan jika payung geulis kemudian dikenal sebagai salah satu ikon kerajinan khas Tasikmalaya yang mampu menarik perhatian wisatawan.

Dalam perkembangannya tidak hanya digunakan sebagai pelindung diri, tetapi juga sebagai perlengkapan seni pertunjukan, dekorasi, bahkan cenderamata. Melalui sejarahnya, kita belajar menghargai seni sederhana yang penuh makna. Payung ini menjadi bukti bahwa keindahan lahir dari tangan-tangan yang setia menjaga tradisi.

Apabila generasi muda mau meneruskan semangat ini, maka payung geulis akan tetap berdiri tegak sebagai simbol kecantikan budaya Sunda, bukan hanya di tanah asalnya, tetapi juga di mata dunia.(*/janu)

RELATED ARTICLES

Terpopular