MEDIAAKU.COM – Pura Besakih dikenal sebagai pura terbesar dan terpenting bagi umat Hindu di Bali. Pura ini terletak di lereng barat daya Gunung Agung, gunung tertinggi di Bali yang dianggap suci. Keberadaan Pura Besakih tidak hanya berfungsi sebagai tempat sembahyang, tetapi juga menjadi simbol hubungan harmonis antara manusia, alam, dan Tuhan.
Sejarah Pura Besakih dapat ditelusuri melalui prasasti dan naskah kuno. Menurut Lontar Markandeya Purana, pura ini berkaitan erat dengan perjalanan seorang resi bernama Rsi Markandeya pada abad ke-8. Beliau datang dari Jawa Timur untuk membuka hutan di sekitar Gunung Agung.
Dalam perjalanannya, banyak pengikutnya meninggal karena berbagai bahaya. Setelah bermeditasi, Rsi Markandeya mendapat petunjuk untuk melakukan upacara caru atau persembahan. Sejak saat itu, pembangunan pura dimulai sebagai bentuk penghormatan kepada Tuhan.
Berdasarkan Kisah yang ditulis oleh para ahli, salah satunya I Gede Semadi Astra dalam bukunya “Pura Besakih: Sejarah dan Makna (2002)”, yang menjelaskan bagaimana Pura Besakih berkembang menjadi pusat kegiatan keagamaan besar di Bali.
Pura Besakih sendiri bukan hanya satu pura, melainkan kompleks yang terdiri dari lebih dari 80 pura, dengan Pura Penataran Agung sebagai pusatnya. Setiap pura memiliki fungsi berbeda, namun semuanya menyatu dalam konsep Tri Hita Karana tiga penyebab kebahagiaan yang menekankan keseimbangan hubungan manusia dengan Tuhan, sesama, dan alam.
Selain sebagai tempat ibadah, Pura Besakih juga menjadi bukti kuatnya tradisi dan spiritualitas masyarakat Bali yang tetap terjaga hingga kini.
Beberapa kali pura ini terkena bencana alam, termasuk letusan besar Gunung Agung pada tahun 1963. Ajaibnya, lahar panas yang mengalir tidak menghancurkan pura, sehingga banyak umat Hindu menganggap hal tersebut sebagai pertanda kesucian dan perlindungan Tuhan.
Dengan demikian, Pura Besakih bukan hanya peninggalan sejarah, tetapi juga pusat spiritual yang mengikat masyarakat Bali dalam satu keyakinan bersama. Warisan ini mengajarkan bahwa kebesaran sebuah peradaban terletak pada kemampuannya menjaga harmoni, baik dengan alam maupun dengan Sang Pencipta.(*/janu)