MEDIAAKU.COM – Deputi Bidang Koordinasi Politik Luar Negeri Kemenko Polhukam, Mohammad K. Koba, menerima kunjungan resmi Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor-Leste, Dominic Jermey. Pertemuan tersebut menjadi ajang penting untuk membahas berbagai isu strategis yang menjadi kepentingan bersama kedua negara.
Melansir dari laman KemenkoPolkam, Senin (6/10/2025) Sejumlah topik yang dibicarakan meliputi pengakuan terhadap Palestina, kerja sama pertahanan dan keamanan maritim, mekanisme pertemuan 2+2, kolaborasi di bidang keamanan siber, dinamika Laut Cina Selatan, hingga tantangan penyebaran misinformasi.
Koba menekankan bahwa seluruh bentuk kerja sama perlu menghasilkan dampak konkret bagi kedua negara.
“Kolaborasi di sektor pertahanan dan keamanan harus menghasilkan manfaat nyata, tidak hanya memperkuat kemampuan nasional tetapi juga memberi nilai tambah bagi masyarakat luas,” ujarnya.
Dalam sektor keamanan siber, Indonesia dan Inggris sepakat memperluas ruang kerja sama. Fokus utama diarahkan pada peningkatan kemampuan menghadapi ransomware, penipuan daring lintas negara, serta penguatan regulasi dan tata kelola keamanan siber yang lebih komprehensif.
Selain itu, isu misinformasi turut menjadi perhatian dalam dialog tersebut. Koba menyoroti contoh kasus kerusuhan di Southport, Inggris, yang dipicu oleh penyebaran informasi palsu. Ia menilai disinformasi merupakan ancaman serius bagi stabilitas politik, terutama bagi negara seperti Indonesia yang memiliki keberagaman etnis dan bahasa.
Sementara itu, Duta Besar Dominic Jermey menegaskan kembali komitmen Inggris terhadap pengakuan Palestina dan solusi dua negara.
“Langkah Inggris untuk mengakui Palestina merupakan momentum penting dalam upaya menciptakan perdamaian yang adil dan berkelanjutan di kawasan Timur Tengah,” ungkapnya.
Dalam bidang pertahanan dan keamanan maritim, Inggris juga menyatakan kesiapannya untuk mendukung pengembangan industri maritim Indonesia. Dukungan tersebut mencakup pembangunan kapal frigat Merah Putih, kapal patroli, hingga kapal nelayan. Kedua pihak juga mendiskusikan pembentukan mekanisme Pertemuan 2+2 guna memperdalam koordinasi di bidang politik dan pertahanan.
Mengenai isu Laut Cina Selatan, Indonesia menegaskan pentingnya peran sentral ASEAN dalam menjaga stabilitas kawasan dan mencegah potensi konflik terbuka di tengah belum tuntasnya sengketa maritim.
Pertemuan ini menjadi bukti komitmen kedua negara dalam memperkuat Strategic Partnership di berbagai bidang, mulai dari pertahanan, keamanan, hingga teknologi siber dan maritim. Kolaborasi tersebut diharapkan dapat memberikan manfaat nyata bagi peningkatan kapasitas nasional serta stabilitas dan perdamaian di kawasan Indo-Pasifik.(*/Stephany)