MEDIAAKU.COM – Sejarah manusia selalu ditandai dengan penemuan besar yang mengubah cara kita berpikir. Salah satu penemuan terpenting adalah angka nol. Kehadirannya tidak sekadar simbol kosong, melainkan kunci yang membuka jalan bagi peradaban untuk maju.
Menurut Charles Seife dalam bukunya” Zero: The Biography of a Dangerous Idea (2000)”, nol awalnya dipandang penuh kecurigaan karena dianggap tidak memiliki nilai atau sesuatu yang kosong dan tidak berarti.
Banyak budaya kuno sulit menerima gagasan tentang “ketiadaan” sebagai sesuatu yang bisa diberi nilai. Namun, pada akhirnya nol diterima sebagai konsep yang sah, dan dari situlah lahir sistem matematika modern.
Sebelum ada angka ini, masyarakat kuno hanya mengenal bilangan untuk menghitung sesuatu yang nyata: kambing, gandum, atau koin. Masalah muncul saat mereka butuh menuliskan posisi kosong dalam perhitungan.
Bangsa Babilonia sudah mencoba memberi tanda khusus untuk kekosongan, tetapi belum sepenuhnya menganggapnya sebagai angka. Baru di India, sekitar abad ke-5, konsep nol dirumuskan dengan lebih matang.
Tokoh seperti Brahmagupta memberi nol aturan dalam operasi matematika, dan dari sanalah ia mulai menyebar melalui jalur perdagangan hingga dikenal di dunia Arab lalu Eropa.
Kehadiran angka ini mengubah segalanya,tanpa nol kita takkan memiliki sistem bilangan desimal yang efisien, takkan ada perhitungan cepat, bahkan komputer modern yang kita gunakan hari ini mustahil diciptakan. Angka ini adalah fondasi logika biner yang menjadi dasar pemrograman. Bisa dikatakan, nol adalah “ketiadaan” yang justru melahirkan “segalanya”.
Lebih dari sekadar angka, nol menyimpan pesan yang dalam. Angka ini mengajarkan bahwa kekosongan bukan berarti tidak berguna. Justru dari ruang kosong, tercipta kemungkinan untuk mengisi, berkembang, dan menemukan hal baru.(*/janu)