MEDIAAKU.COM – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno menegaskan bahwa transformasi digital dan pemanfaatan kecerdasan artifisial (AI) merupakan hal yang tak bisa lagi dihindari dalam tata kelola pemerintahan modern.
Melansir dari laman KemenkoPMK, Kamis (16/10/2025) Menurutnya, digitalisasi bukan sekadar pilihan, melainkan kebutuhan mendesak agar birokrasi dapat bekerja secara lebih cepat, efisien, dan produktif. Hal itu disampaikan dalam kegiatan bertajuk “Pembelajaran Kepemimpinan Digital Berbasis Kecerdasan Artifisial: Menuju Kemenko PMK sebagai Smart Ministry” yang digelar belum lama ini di Kantor Kemenko PMK, Jakarta.
“Kita sudah tidak punya waktu untuk menunda. Pertanyaannya bukan lagi perlu atau tidaknya memakai teknologi, tapi bagaimana kita bisa mengimplementasikannya dengan tepat dan cepat,” ujar Pratikno.
Ia menjelaskan bahwa transformasi digital bukan hanya tentang perubahan sistem, tetapi juga tentang perubahan pola pikir dan budaya kerja di setiap jenjang pimpinan. Birokrasi, katanya, harus siap beradaptasi dengan perkembangan zaman agar tetap relevan.
Pratikno mengibaratkan AI seperti pesawat terbang: memiliki risiko, tetapi mampu membawa penumpangnya menuju tujuan dengan lebih cepat. Tantangan utama bukanlah menghindari risikonya, melainkan bagaimana mengelola dan memanfaatkannya secara bijak.
“Kalau memilih jalan kaki, belum tentu sampai tujuan sebelum masa pensiun. Karena itu, kita harus berani naik pesawat, berani menggunakan AI,” selorohnya.
Ia mencontohkan bagaimana teknologi AI bisa dimanfaatkan dalam menangani isu stunting dan tuberkulosis (TBC) yang melibatkan banyak kementerian dan lembaga. Menurutnya, diperlukan sistem navigasi cerdas agar kebijakan lintas sektor dapat dilakukan secara terarah dan presisi, mulai dari perencanaan, pembiayaan, hingga pelaksanaan di lapangan.
Lebih lanjut, Pratikno menegaskan bahwa perubahan mindset di kalangan pimpinan birokrasi merupakan kunci utama suksesnya transformasi digital. Ia mengajak para pejabat untuk terbuka terhadap pembelajaran baru dan meninggalkan kebiasaan lama yang tidak lagi relevan.
Menko PMK juga menyoroti pentingnya kolaborasi lintas generasi di lingkungan birokrasi. Pejabat senior diminta untuk bertransformasi menjadi pembelajar digital, sementara generasi muda diberi ruang untuk berinovasi.
Kegiatan ini digelar bekerja sama dengan Binar Academy dan Microsoft Indonesia, sebagai bagian dari rangkaian Bulan Inovasi Berbasis Kecerdasan Artifisial: Menuju Kemenko PMK sebagai Smart Ministry. Sebelumnya, Kemenko PMK telah menyelenggarakan berbagai pelatihan terkait AI, termasuk webinar untuk seluruh pegawai dan pembekalan bagi para AI Champion di tiap unit kerja.
Dalam sesi pembelajaran, Dita Aisyah, Co-Founder & Chief Business Development Officer Binar Academy, menekankan pentingnya pola pikir kepemimpinan digital agar para pemimpin mampu memanfaatkan teknologi secara kreatif untuk inovasi sektor publik.
Sementara itu, Presiden Direktur Microsoft Indonesia, Dharma Simorangkir, menilai bahwa AI seharusnya tidak ditakuti, melainkan dijadikan alat untuk memperkuat kualitas sumber daya manusia dan kebudayaan nasional.
Menutup arahannya, Pratikno mengajak seluruh jajarannya untuk menjadikan Kemenko PMK sebagai Smart Ministry, lembaga yang mampu mengoptimalkan teknologi digital demi kebijakan publik yang presisi, pelayanan yang lebih baik, serta keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.(*/Stephany)