Monday, October 20, 2025
HomeBeritaBPS Merilis Perkembangan Ekspor dan Impor Indonesia 2024

BPS Merilis Perkembangan Ekspor dan Impor Indonesia 2024

Pudji Ismartini (Foto: mediaaku.com)

MEDIAAKU.COM – Badan Pusat Statistik (BPS) merilis perkembangan Ekspor dan Impor Indonesia 2024. Rilis tersebut disampaikan oleh Deputi Bidang Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, di Jakarta, kepada wartawan, baru-baru ini.

Dijelaskan pada rilis tersebut bahwa nilai ekspor Indonesia April 2024 mencapai US$19,62 miliar atau turun 12,97 persen dibanding ekspor Maret 2024. Dibanding April 2023 nilai ekspor naik sebesar 1,72 persen.

Untuk ekspor nonmigas April 2024 mencapai US$18,27 miliar, turun 14,06 persen dibanding Maret 2024, sementara itu naik 1,33 persen jika dibanding ekspor nonmigas April 2023.

Secara kumulatif menurut Ismartini, nilai ekspor Indonesia Januari–April 2024 mencapai US$81,92 miliar atau turun 5,12 persen dibanding periode yang sama tahun 2023. Sementara ekspor nonmigas mencapai US$76,67 miliar atau turun 5,43 persen.

Ia menjelaskan, dari sepuluh komoditas dengan nilai ekspor nonmigas terbesar April 2024, komoditas dengan penurunan terbesar dibanding Maret 2024 adalah logam mulia dan perhiasan/permata sebesar US$478,9 juta (34,88 persen), sedangkan peningkatan terbesar terjadi pada nikel dan barang daripadanya sebesar US$210,6 juta (45,85 persen).

Sementara ekspor nonmigas hasil industri pengolahan Januari–April 2024 turun 1,97 persen dibanding periode yang sama tahun 2023, demikian juga ekspor hasil pertambangan dan lainnya turun 17,22 persen, sedangkan ekspor hasil pertanian, kehutanan, dan perikanan naik 6,90 persen.

Dijelaskan, ekspor nonmigas April 2024 terbesar adalah ke Tiongkok yaitu US$4,28 miliar, disusul India US$1,81 miliar, dan Amerika Serikat US$1,75 miliar, dengan kontribusi ketiganya mencapai 42,98 persen. Sementara ekspor ke ASEAN dan Uni Eropa (27 negara) masing-masing sebesar US$3,35 miliar dan US$1,24 miliar.

Sedangkan menurut provinsi asal barang, ekspor Indonesia terbesar pada Januari–April 2024 berasal dari Provinsi Jawa Barat dengan nilai US$11,64 miliar (14,21 persen), diikuti Kalimantan Timur US$8,38 miliar (10,23 persen) dan Jawa Timur US$8,22 miliar (10,04 persen).

Perkembangan Impor

Menurut Pudji Ismartini, untuk nilai impor Indonesia April 2024 mencapai US$16,06 miliar, turun 10,60 persen dibandingkan Maret 2024 atau naik 4,62 persen dibandingkan April 2023.

Untuk impor migas April 2024 senilai US$2,96 miliar, turun 11,01 persen dibandingkan Maret 2024 atau naik 0,18 persen dibandingkan April 2023.

Sedangkan impor nonmigas April 2024 senilai US$13,10 miliar, turun 10,51 persen dibandingkan Maret 2024 atau naik 5,68 persen dibandingkan April 2023.

Kata Ismartini, dari sepuluh golongan barang utama nonmigas April 2024, mesin/perlengkapan elektrik dan bagiannya mengalami penurunan terbesar senilai US$388,9 juta (17,07 persen) dibandingkan Maret 2024. Sementara peningkatan terbesar adalah gula dan kembang gula US$139,2 juta (48,64 persen).

Dijelaskan, ada tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari–April 2024 adalah Tiongkok US$20,77 miliar (35,22 persen); Jepang US$4,26 miliar (7,23 persen); dan Thailand US$3,27 miliar (5,55 persen). Impor nonmigas dari ASEAN US$10,46 miliar (17,74 persen) dan Uni Eropa US$3,64 miliar (6,16 persen).

Sesangkan menurut golongan penggunaan barang, nilai impor Januari–April 2024 terhadap periode yang sama tahun sebelumnya terjadi penurunan pada golongan bahan baku/penolong US$439,0 juta (0,84 persen). Sementara golongan barang konsumsi dan barang modal naik US$768,4 juta (12,55 persen) dan US$325,2 juta (2,76 persen).

Untuk Neraca perdagangan Indonesia April 2024, lanjutnya, mengalami surplus US$3,56 miliar terutama berasal dari sektor nonmigas US$5,17 miliar, namun tereduksi oleh defisit sektor migas senilai US$1,61 miliar. (*/hvs)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Terpopular