MEDIAAKU.COM – Memberikan uang kepada anak adalah hal wajar karena orang tua memiliki kewajiban memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun, masalah muncul ketika anak terlalu dimanjakan dengan uang tanpa batas.
Menurut Hurlock dalam bukunya “Perkembangan Anak”pola asuh yang terlalu permisif, termasuk dalam hal materi, dapat menghambat perkembangan kemandirian anak.
Anak yang terbiasa selalu mendapatkan apa yang diinginkan lewat uang cenderung sulit memahami arti usaha dan tanggung jawab.Memanjakan anak dengan uang seringkali lahir dari rasa sayang orang tua yang ingin anaknya merasa bahagia. Akan tetapi, kebiasaan ini bisa menumbuhkan sikap konsumtif.
Anak lebih mudah meminta sesuatu, bahkan untuk hal-hal yang sebenarnya tidak penting. Akibatnya, ia tumbuh dengan pola pikir bahwa kebahagiaan hanya bisa dicapai melalui materi. Pendapat Santrock dalam” Life-Span Development” menjelaskan bahwa pengalaman di masa kecil sangat memengaruhi sikap anak di masa depan.
Jika sejak dini anak terbiasa diberi uang berlebihan, ia akan kesulitan mengendalikan keinginannya saat dewasa.Dampak lain yang tidak kalah serius adalah berkurangnya rasa syukur,anak yang terlalu mudah mendapatkan sesuatu jarang menghargai proses.
Ia bisa merasa semua hal memang seharusnya tersedia, tanpa memahami pengorbanan orang tua. Dalam jangka panjang, kondisi ini dapat membuat anak kurang empati dan lebih individualistis.
Untuk mencegah hal tersebut, orang tua perlu bijak dalam memberikan uang. Uang bisa dijadikan alat pendidikan, misalnya dengan mengajarkan anak menabung, membuat daftar kebutuhan, atau memberi uang saku sesuai umur dan tanggung jawabnya.
Dengan cara ini, anak belajar mengatur prioritas dan memahami arti kesabaran dalam meraih sesuatu.Kasih sayang tidak diukur dari seberapa banyak uang yang diberikan. Justru dengan mendidik anak menghargai usaha, orang tua sedang memberikan warisan berharga berupa karakter yang kuat.(*/janu)