Nelayan Karangasem Bali dan Hasil Tangkapan Ikan (Foto: radarbali)
MEDIAAKU.COM – Para pelaut di Karangasem, Bali, merasa senang karena melimpahnya hasil tangkapan ikan. Seorang pelaut di Desa Pengalon, Kecamatan Manggis, Suparwata menyebutkan bahwa melimpahnya hasil tanhkapan ikan terjadi selama satu bulan terakhir. “Hasil penangkapan selama bulan ini cukup baik, kemarin dapat 2.500 ekor ikan tongkol, tadi pagi (Kamis) dapat 150 ekor,” kata Suparwata, belum lama ini.
Tetapi para pelaut kecewa dengan harga jualnya sangat murah. “Harganya sangat murah. Seribu rupiah per ekor, bahkan pagi ini (Kamis) katanya turun Rp 700 per ekor,” ucapnya.
Dengan harga jual yang murah itu, meski jumlah penangkapan berlimpah namun tetap saja para pelaut mendapat penghasilan sedikit. “Apalagi penangkapan di bawah 200 ekor, tidak cukup untuk kebutuhan dapur,” paparnya.
Merosotnya harga ikan hasil penangkapan para pelaut sudah terjadi sejak satu bulan terakhir. Begitu musim ikan tiba, harga ikan mulai turun. “Ya karena ikan banyak. Kalau kondisi cuaca buruk, hasil penangkapan ikan sedikit, harganya mahal,” ucap Suparwata.
Para pelaut mendesak pemerintah Kabupaten Karangasem untuk menemukan solusi sehingga harga jual ikan para pelaut seperti saat ini bisa tetap stabil.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Karangasem, I Nyoman Siki Ngurah menyebutkan bahwa merosotnya harga ikan memang sudah rutin terjadi setiap tahunnya ketika musim panen ikan. Namun demikian tak banyak yang bisa dilakukan mengingat persoalan ini tidak bisa diselesaikan oleh Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan saja terlebih saat ini sudah ada Perseroda.
“Kami sudah sempat berkeliling bertemu nelayan, ya memang ini persoalan terjadi setiap tahun ketika musim panen ikan,” kata Siki Ngurah. Pihaknya mencoba memberikan edukasi tentang bagaimana hasil penangkapan ikan disaat harga anjlok bisa diolah sehingga harga ikan bisa tetap stabil.
“Kami tidak bisa intervensi harga, yang bisa kami lakukan adalah mencari solusi. Kami juga berkoordinasi dengan perguruan tinggi, paling tidak ini kedepan dapat menjadi solusi,” pungkasnya. (Dea)

