MEDIAAKU.COM – Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, baru-baru ini menghadiri perhelatan Panggung Maestro VII Tahun 2024 yang diselenggarakan di Pelataran Arca, Museum Nasional Indonesia. Acara ini menjadi momen penting dalam menghormati dan mengapresiasi para maestro seni tradisional yang telah mendedikasikan hidup mereka untuk melestarikan kekayaan budaya Indonesia.
Panggung Maestro adalah pergelaran seni yang memberikan pengalaman otentik tradisi seni pertunjukan Indonesia. Acara ini dirancang untuk memberikan penghargaan kepada para maestro seni tradisional yang menjadi garda terdepan dalam menjaga dan merawat seni budaya bangsa.
Dalam edisi ketujuh ini, apresiasi diberikan kepada para maestro dari tiga daerah, yakni Yogyakarta, Betawi, dan Kepulauan Riau. Para maestro tersebut dinilai telah berjasa besar dalam melestarikan seni tradisional yang menjadi identitas bangsa.
Melansir dari akun X Menteri Kebudayaan Fadli Zon (11/12/2024) Berikut adalah para maestro yang menerima penghargaan dalam Panggung Maestro VII:
Dari Yogyakarta:
1.Bapak Sumandiyo Hadi (75 tahun)
Maestro Tari Beksan Bugis, sebuah tarian klasik keraton yang sarat dengan nilai-nilai sejarah dan budaya.
2.Ibu Theresia Suharti (77 tahun)
Maestro Tari Golek Lambangsari, tarian khas Yogyakarta yang menggambarkan kelembutan dan keanggunan wanita Jawa.
Dari Betawi:
1.Ibu Kartini Kisam (63 tahun)
Maestro Tari Topeng Tunggal, seni tari khas Betawi yang penuh ekspresi dan simbolisme.
2.Ibu Fatimah (75 tahun)
Maestro Gambang Kromong, seni musik tradisional yang memadukan budaya Betawi dengan elemen Tionghoa.
Dari Kepulauan Riau:
1.Normah (68 tahun)
Maestro Makyong, seni teater tradisional Melayu yang kaya akan nilai spiritual dan budaya.
2.Alm.Tengku Muhammad Atan Rahman
Maestro Musik Makyong, yang telah wafat di usia 72 tahun, namun meninggalkan warisan besar dalam dunia seni musik tradisional Kepulauan Riau.
Dalam sambutannya, Menteri Kebudayaan Fadli Zon menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada para maestro seni.
“Mereka adalah penjaga warisan budaya kita yang tak ternilai. Melalui dedikasi mereka, generasi mendatang dapat terus mengenal dan mencintai seni tradisional Indonesia,” ungkapnya.
Panggung Maestro tidak hanya menjadi ajang penghargaan, tetapi juga sebagai wadah untuk memperkenalkan seni tradisional kepada khalayak luas. Pergelaran ini mengingatkan kita akan pentingnya melestarikan warisan budaya sebagai identitas bangsa.
Dengan berlangsungnya Panggung Maestro VII Tahun 2024, diharapkan seni tradisional Indonesia dapat terus hidup dan berkembang. Peran para maestro dalam melestarikan budaya harus terus didukung, baik melalui apresiasi maupun dukungan konkret dari pemerintah dan masyarakat.
Acara seperti ini tidak hanya menjadi penghormatan bagi para maestro, tetapi juga menjadi bukti nyata bahwa seni tradisional adalah kekayaan yang harus terus dirawat untuk masa depan bangsa. (*/Stephany)