Israel-Hamas Berdamai, Pdt Gilbert Lumoindong: Doa-Doa Diterima Tuhan

Haris 16/01/2025 5:00PM Berita

Pdt Dr Gilbert Lumoindong bersama Istri, saat Ziarah ke Yerusalem/Foto: Pdt Dr Gilbert Lumoindong

MEDIAAKU.COM
- Israel dan Hamas sepakat berdamai.
Perdamaian antara Israel dan Hamas ini diumumkan oleh Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed Bin Abdulrahman Al Thani selaku mediator pada Rabu (15/1/2025).

Pemerhati masalah Timur-Tengah Pdt Dr Gilbert Lumoindong, yang juga banyak menyerukan perdamaian Palestina-Israel, menyampaikan rasa syukurnya pada Tuhan, sebab ternyata doa-doa yang dilakukannya bersama solidaritas untuk Timur-Tengah dapat diterima Tuhan.

"Doa dari kami pimpinan umat beragama dalam acara deklarasi dukungan dan solidaritas untuk Timur-Tengah, yang dipimpin oleh, Dubes Palestina untuk Indonesia, Syeh Zuhair SM Al-Shun, pada Rabu, 8 Januari 2025, dapat diterima Tuhan, untuk mempercepat proses perdamaian dan gencatan senjata di Timur-Tengah," ujar Pdt Gilbert.

Pdt Gilbert berharap, kiranya dengan kesepakatan gencatan senjata Hamas-Israel ini, segera terwujud untuk solusi 2 (dua) negara Palestina-Israel, yang dapat hidup berdampingan dengan rukun. Sehingga umat Muslim dan umat Kristiani yang mau berziarah baik ke Al-Aqsa dan Yerusalem, sudah dapat semakin dimudahkan.

Gencatan senjata permanen di Gaza tercapai. Israel dan Hamas sepakat untuk melakukan pertukaran sandera.

Gencatan senjata akan dimulai pada Minggu 19 Januari 2025. Sebanyak 33 sandera akan dibebaskan pada tahap pertama perjanjian.

Dilansir dari detik, Kamis (16/1/2025), kedua belah pihak yang bertikai di Jalur Gaza telah mencapai kesepakatan tentang tahanan dan pertukaran sandera.

"Kami berharap ini akan menjadi halaman terakhir perang dan kami berharap semua pihak akan berkomitmen untuk melaksanakan semua ketentuan perjanjian ini," ujar Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed Bin Abdulrahman Al Thani.

Menurut Pt Gilbert, pada Senin (13/1/2025) malam waktu Qatar, adalah hari yang sangat bersejarah di Timur-Tengah, khususnya Palestina dan Israel, setelah lebih dari 460 hari konflik yang menghancurkan Gaza. Perdamaian ini atas peran mediator utama dalam perundingan yakni Qatar, dan kemudian di dukung Mesir, Amerika Serikat, serta Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Menurut Pdt Gilbert, terwujudlah doa-doa umat di dunia umumnya dan dari Indonesia khususnya, yaitu kesepakatan menghentikan kekerasan dengan mengadakan perjanjian kesepakatan gencatan senjata antara Hamas dan Israel.

Adapun isi kesepakatan perjanjian yang disepakati oleh pihak Hamas dan Israel  dihadapan para mediator, akan berlangsung dalam 3 tahap:

Tahap Pertama (42 Hari):
-Penghentian operasi militer dan pengintaian udara di Gaza.
-Penarikan pasukan Israel dari daerah padat penduduk menuju perbatasan Gaza.
-Pertukaran tahanan dan narapidana antara kedua pihak.

Tahap Kedua (42 Hari):
-Penghentian total permusuhan dan operasi militer.
-Penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza.
-Pertukaran tahanan tambahan, termasuk warga sipil dan tentara Israel.

Tahap Ketiga (42 Hari):

-Pemulangan jenazah dari kedua belah pihak.
-Rekonstruksi Gaza selama 3–5 tahun dengan dukungan internasional.
-Penghentian pengepungan total di Gaza.

Setelah pengumuman gencatan senjata, ribuan warga Gaza turun ke jalan merayakan kesepakatan yang diharapkan mengakhiri penderitaan mereka.

Di luar Rumah Sakit Syuhada Al Aqsa di Deir Al Balah, dan di Khan Yunis, Gaza Selatan, terlihat massa menyanyikan yel-yel dan mengibarkan bendera.

"Saya tidak percaya mimpi buruk ini akhirnya berakhir, ada begitu banyak yang meninggal, kami kehilangan segalanya, Namun sekarang ada harapan baru”, ujar warga Gaza.

Tidak sedikit juga yang menyampaikan syukur pada Tuhan, atas perdamaian ini. Perayaan juga berlangsung dengan tabuhan genderang dan pawai kendaraan bersenjata Palestina secara perlahan di jalan-jalan kota, menunjukkan solidaritas dan harapan akan perdamaian.

Terlihat juga antusiasme masyarakat Gaza dengan memenuhi rumah-rumah ibadah di seputar Gaza, baik Mesjid maupun Gereja. (*/hvs)