"Menurut saya ini tidak Fair, sangat tidak adil. mengapa harus BL (Bahlil Lahadalia) yang dikorbankan," ungkap Peter Gontha, dikutip dari postingan facebook, Kamis (14/11/2024).
Diketahui informasi ditangguhkan kelulusan Doktor Bahlil Lahadalia, atas langkah-langkah yang telah diambil UI, bahwa kelulusan Bahlil sebagai Doktor di SKSG, ditangguhkan, mengikuti Peraturan Rektor Nomor 26 Tahun 2022, selanjutnya akan mengikuti keputusan sidang etik. Kemudian rilis ini dikirimkan Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) UI KH Yahya Cholil Staquf, Rabu (13/11/2024).
Peter yang 6 November 2024 mendapat ucapan terimakasih dari Presiden Terpilih AS Donald Trump atas dukungannya, mengatakan, kalau memang demikian, selama ini mereka yang mendapat gelar Proffesor dan DR lainnya harus disamakan.
"Selama ini mereka yang mendapat gelar Profesor dan DR lainnya, dalam 10 tahun terakhir harus disamakan," ujar Peter, Mantan Dubes Polandia dan Mantan Anggota Dewan Ekonomi Nasional.
Peter yang saat ini masih sebagai Ketua Dewan Penasehat di Perusahaan Harita Ferro Nickel dan Presiden Direktur Trans Vision ini, selanjutnya mengatakan, apa memang perguruan tinggi sudah jadi komersial?
Lantas Peter mengaku pernah ditawarin ambil Doktor. "Saya aja ditawarin, padahal pendidikan saya tidak seberapa. Malu-malu in," cetus Mantan Presiden Direktur PT Chandra Asri.
"Tapi sekali lagi menurut saya BL (Bahlil) sudah terlanjur diberikan, kebetulan beliau Public Figure jadi di Bully habis, sahkan saja," lanjut Pemilik Java Jazz ini.
Peter Gontha juga mengusulkan agar ke depan tidak ada lagi kasus serupa. "Kedepan jangan ada lagi di tinjau kembali pemberian gelar DR dan Profesor," lanjut Senior Executive Advisor CT Corp ini.
"Kalau mau ditinjau, harus semua, 10 tahun terakhir ini, terutama terhadap politisi," tambah Peter, yang pernah menjadi sahabat dekat Prabowo Subianto dan Titiek Soeharto ini. (*/hvs)