MEDIAAKU.COM – Horoskop adalah ramalan atau gambaran tentang kepribadian dan masa depan seseorang berdasarkan posisi benda langit saat ia lahir. Meskipun kini lebih dikenal sebagai hiburan dalam majalah atau media sosial, horoskop memiliki akar sejarah yang panjang dan serius dalam ilmu perbintangan kuno.
Alan Leo, seorang astrolog terkenal, menulis buku berjudul “What is a Horoscope and How to Cast One” percaya bahwa posisi benda langit ini memiliki pengaruh pada kepribadian, peristiwa, dan takdir individu. Namun Ia melihat horoskop bukan sebagai penentu takdir mutlak, tetapi sebagai alat bantu untuk memahami diri sendiri dan potensi diri, serta untuk membuat keputusan yang lebih baik
Asal-usul horoskop dapat ditelusuri ke peradaban Mesopotamia, khususnya bangsa Babilonia, sekitar 2.400 tahun yang lalu. Mereka mencatat pergerakan bintang dan planet di langit malam, lalu menghubungkannya dengan peristiwa di bumi, Ilmu ini disebut astrologi. Orang Babilonia percaya bahwa langit mencerminkan kehendak para dewa dan bisa memberikan petunjuk tentang nasib manusia. Pemikiran ini kemudian menyebar ke Yunani, Mesir, dan India.
Bangsa Yunani memberi pengaruh besar pada perkembangan horoskop modern. Tokoh penting seperti Claudius Ptolemaeus (Ptolemy) dalam bukunya “Tetrabiblos” menyusun dasar-dasar astrologi yang digunakan hingga kini, termasuk pembagian zodiak menjadi dua belas tanda sesuai lintasan matahari. Dalam sistem ini, posisi matahari, bulan, dan planet saat seseorang lahir diyakini memengaruhi sifat dan jalan hidupnya.
Pada Abad Pertengahan, astrologi diterima sebagai bagian dari ilmu pengetahuan dan diajarkan di universitas-universitas Eropa. Namun seiring perkembangan ilmu astronomi, astrologi kehilangan status ilmiahnya. Meski begitu, minat masyarakat terhadap horoskop tak pernah benar-benar hilang.
Dari sejarah ini, kita dapat belajar bahwa keterhubungan antara manusia dan alam, walaupun bersifat simbolik, tetap menjadi jembatan spiritual yang penting dalam berbagai budaya sepanjang sejarah.(*/janu)