MEDIAAKU.COM – Mengendarai kendaraan saat hujan memerlukan kewaspadaan dan penyesuaian sikap agar perjalanan tetap selamat. Menurut pendapat Dr. Leonard Evans dalam bukunya “Traffic Safety (2004)” mengingatkan bahwa kondisi lingkungan dan perilaku pengemudi merupakan faktor penting dalam keselamatan berkendara.
Saat hujan, jalan menjadi licin karena air dan kotoran yang telah tertinggal di permukaan aspal bercampur kemudian menciptakan lapisan licin. Penelitian dari beberapa lembaga menyebutkan bahwa permulaan hujan justru menimbulkan risiko yang lebih tinggi karena sisa minyak dan debu di jalan belum terbawa oleh air penuh.
Untuk itu, pengemudi perlu menyesuaikan kecepatan dan meningkatkan konsentrasi.Sebelum menyalakan mesin dan melaju, periksalah kondisi kendaraan: pastikan wiper berfungsi dengan baik, ban memiliki tapak yang cukup, lampu utama menyala, dan rem bereaksi dengan normal.
Kondisi ban tipis sangat meningkatkan risiko “aquaplaning” yaitu ketika ban kehilangan kontak dengan jalan karena lapisan air menyebabkan kendaraan seperti melayang tanpa kendali.
Selama berkendara, jagalah jarak aman dengan kendaraan di depan lebih besar dari biasanya serta hindari perubahan arah yang tiba-tiba ataupun pengereman mendadak. Karena dalam kondisi basah, jarak pengereman lebih panjang dan pengendalian kendaraan lebih mudah terganggu.
Bila hujan turun sangat deras atau lampu dan wiper mulai kesulitan menangani kondisi, bijaklah untuk berhenti sejenak di tempat yang aman hingga hujan agak mereda.Berkendara bukan hanya waktumu sendiri yang dipertaruhkan, tetapi juga nyawa penumpang, pengguna jalan lain, dan keluargamu yang menunggu di rumah.
Bertanggung jawablah sebelum memutar kunci, sesuaikan kecepatan dengan kondisi, dan hargai hidup dengan mengutamakan keselamatan. Menahan laju bukan berarti kalah, melainkan menempatkan keselamatan sebagai kemenangan sejati.(*/janu)

