MEDIAAKU.COM – Muay Thai, atau yang dikenal juga sebagai seni bela diri Thailand, memiliki sejarah panjang yang kaya dan berakar dari tradisi militer dan budaya Thailand.
Dikutip dari Wikipedia, Kata Muay berasal dari bahasa Sanskerta “mavya” (“tinju bela diri”) dan Thai berasal dari kata “Tai” (“suku Thai”). Muay Thai disebut sebagai “Seni Delapan Tungkai” atau “Ilmu Delapan Tungkai” karena tekniknya sangat sarat menggunakan pukulan, tendangan, siku dan serangan lutut.
Akar sejarahnya dapat ditelusuri berabad-abad lalu, ketika masyarakat Thailand kuno hidup di masa penuh peperangan, bela diri ini awalnya berkembang sebagai keterampilan tempur prajurit di medan perang. Kala itu, senjata bisa hilang atau rusak, sehingga tubuh menjadi senjata utama.
Dalam perkembangannya, teknik bertarung tersebut disebut Muay Boran. Ia bukan hanya teknik fisik, tetapi juga sarana melatih keberanian, ketahanan, dan kedisiplinan. Memasuki abad ke-20, Muay Boran mulai mengalami modernisasi. Sarung tangan tinju menggantikan tali rami (kaad chuek), ring tinju menggantikan lapangan terbuka, dan aturan pertandingan diperjelas.
Perubahan ini menjadikan Muay Thai lebih aman sekaligus dapat dipertandingkan secara internasional. Saat ini, Muay Thai tidak hanya populer di Thailand, tetapi juga dipelajari di seluruh dunia sebagai olahraga, bela diri, dan warisan budaya.
Setiap petarung membawa nilai-nilai moral dalam latihannya, seperti rasa hormat kepada guru (Kru), pengendalian diri, dan sikap rendah hati meski menang. Sebelum bertarung, para atlet selalu melakukan wai kru ram muay, tarian penghormatan yang menjadi simbol rasa terima kasih kepada pelatih, keluarga, dan leluhur seni bela diri ini.
Muay Thai telah membuktikan bahwa tradisi dan modernitas dapat berjalan beriringan. Ia bukan hanya milik masa lalu, tetapi terus hidup, menginspirasi, dan membentuk karakter generasi masa kini di seluruh dunia.(*/janu)