MEDIAAKU.COM – Belajar di sekolah sering kali membuat anak merasa harus menghafal begitu banyak hal yang terkadang informasi yang diterima terasa menumpuk. Salah satu cara sederhana namun efektif yang dapat membantu anak adalah menggunakan mind map.
Metode ini pertama kali diperkenalkan oleh Tony Buzan dalam bukunya “The Mind Map Book (1993)”, yang menjelaskan bahwa mind map membantu otak bekerja lebih alami dengan menghubungkan kata, gambar, dan warna.
Mind map ibarat peta pikiran. Anak menuliskan satu ide utama di tengah kertas, lalu membuat cabang-cabang untuk ide pendukung. Misalnya, saat belajar tentang hewan, ide utama “Hewan” diletakkan di tengah. Dari sana, muncul cabang seperti “Herbivora”, “Karnivora”, dan “Omnivora”. Setiap cabang bisa ditambahkan gambar atau warna berbeda agar lebih mudah diingat.
Dengan cara ini, pelajaran tidak hanya berupa tulisan panjang, tetapi juga terlihat menarik secara visual.Kelebihan metode ini adalah membuat anak lebih aktif mengolah informasi. Anak tidak sekadar membaca buku, melainkan menghubungkan satu ide dengan ide lain.
Selain itu, membuat mind map dapat melatih kreativitas. Anak bebas menggambar, memberi simbol, atau menambahkan ilustrasi kecil sesuai pemahamannya. Proses ini menjadikan belajar terasa seperti bermain, bukan beban.
Bahkan, anak yang kesulitan fokus bisa lebih termotivasi ketika belajar dengan cara ini karena ada unsur seni di dalamnya.Namun, yang paling penting adalah anak belajar untuk tidak takut pada banyaknya pelajaran. Dengan mind map, semua materi tampak lebih sederhana dan terstruktur.
Metode ini bukan hanya alat untuk mengingat pelajaran, tetapi juga sarana untuk melatih berpikir kreatif, teratur, dan percaya diri. Bila anak terbiasa menggunakan mind map, mereka akan menyadari bahwa pengetahuan bukan beban, melainkan sahabat yang membuat hidup lebih berwarna.(*/janu)
