MEDIAAKU.COM – Batubara masih menjadi salah satu motor penting bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dengan sumber daya mencapai 97,96 miliar ton dan cadangan sekitar 31,9 miliar ton, Indonesia tercatat sebagai salah satu produsen batubara terbesar di dunia.
Melansir dari laman KemenESDM, Jumat (26/9/2025) Direktur Jenderal Mineral dan Batubara (Minerba) Kementerian ESDM, Tri Winarno, menyampaikan bahwa tren produksi batubara dalam beberapa tahun terakhir berada pada level tinggi. Tahun 2024, produksi batubara Indonesia bahkan menembus rekor 836 juta ton.
Sementara untuk tahun 2025, targetnya ditetapkan sebesar 739 juta ton, dan hingga September ini sudah terealisasi 509 juta ton atau sekitar 68 persen dari target tahunan.
Batubara juga menjadi penyumbang utama bagi penerimaan negara. Sekitar 70 persen Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari sektor pertambangan berasal dari industri ini. Pada 2024, kontribusinya mencapai Rp143 triliun, sementara pada 2025 pemerintah menargetkan Rp123 triliun. Jika digabungkan dengan pajak dan pungutan lainnya, total sumbangan industri batubara diperkirakan lebih dari Rp250 triliun.
Selain dari sisi fiskal, batubara masih menjadi tulang punggung energi nasional, khususnya untuk pembangkit listrik. Listrik berbahan bakar batubara banyak digunakan pada sektor industri seperti kertas, semen, tekstil, hingga smelter. Pemakaian batubara di smelter yang semula hanya sekitar 5 juta ton, diperkirakan melonjak lebih dari 60 juta ton dalam beberapa tahun mendatang.
Meski pemerintah tengah mendorong transisi energi, batubara tidak serta-merta ditinggalkan. Fokus saat ini adalah mengembangkan pemanfaatan yang lebih bersih serta memperkuat hilirisasi.
Salah satu contohnya adalah proyek Dimethyl Ether (DME) yang diharapkan bisa mengurangi ketergantungan impor LPG sekitar 6–7 juta ton per tahun. Selain itu, pengembangan produk turunan lain seperti metanol maupun pupuk asam humat juga tengah dilakukan.
Tri menegaskan, hilirisasi batubara akan membuka peluang industri baru sekaligus mendukung proses transisi energi yang lebih berkelanjutan.
Dengan kontribusi besar terhadap penerimaan negara, perannya sebagai penyedia energi, serta peluang hilirisasi yang semakin luas, batubara masih menjadi komoditas strategis bagi Indonesia. Ke depan, pemanfaatan batubara diarahkan agar lebih ramah lingkungan melalui penerapan teknologi bersih dan inovasi industri.(*/Stephany)