MEDIAAKU.COM – Setiap anak tentu memiliki keinginan. Itu hal yang wajar karena anak sedang belajar mengenal dunia, benda-benda baru, dan rasa ingin memiliki. Namun, jika keinginan tersebut terlalu berlebihan dan selalu dituruti tanpa batas, anak bisa tumbuh menjadi pribadi yang manja dan sulit menghargai usaha.
Menurut Hurlock dalam bukunya “Perkembangan Anak (1999)”, pola asuh orang tua sangat berpengaruh dalam membentuk karakter anak, termasuk bagaimana anak belajar mengendalikan keinginannya.Membatasi keinginan bukan berarti mengekang, melainkan membantu anak belajar membedakan kebutuhan dan keinginan.
Orang tua bisa mulai dengan memberi penjelasan sederhana, misalnya saat anak meminta mainan baru padahal masih banyak mainan yang layak dipakai. Jelaskan bahwa tidak semua keinginan bisa dipenuhi karena ada hal lain yang lebih penting, seperti makanan bergizi atau kebutuhan sekolah. Dengan begitu, anak perlahan memahami konsep prioritas.
Selain itu, orang tua dapat melibatkan anak dalam proses memilih. Misalnya, ketika ia menginginkan dua barang sekaligus, beri kesempatan untuk memilih salah satu. Cara ini mengajarkan tanggung jawab atas keputusan sendiri dan melatih anak berpikir sebelum meminta sesuatu.
Konsistensi orang tua juga sangat penting. Jika hari ini keinginan anak dituruti tanpa pertimbangan, besok anak akan menuntut lebih. Oleh karena itu, orang tua harus tegas namun tetap penuh kasih sayang.
Tegas bukan berarti keras, melainkan konsisten pada aturan yang sudah disepakati. Misalnya, hanya membeli jajanan seminggu sekali atau mainan saat momen tertentu seperti ulang tahun.
Dengan pola asuh yang seimbang, anak akan belajar bahwa kebahagiaan tidak selalu datang dari memiliki banyak barang. Ia akan memahami arti bersyukur, menghargai usaha, dan belajar menunda kesenangan.
Anak yang terbiasa dengan batasan akan lebih siap menghadapi tantangan hidup dan mampu mengendalikan diri di kemudian hari.(*/janu)
