Sekretaris TKN Nusron Wahid (Video: HVS)
MEDIAAKU.COM – Jakarta – Kata Cebong (Kecebong, bohong-bohongan) dan Kampret (Kelelawar, sialan) sempat timbul saat persaingan pilpres 2019 antara Prabowo Subianto (Prabowo) dan Joko Widodo (Jokowi).
Waktu itu Cebong mengaku pendukung Jokowi yang membenci Prabowo, sebaliknya Kampret mengaku pendukung Prabowo membenci Jokowi.
Namun untuk pilpres 2024 kali ini, Cebong dan Kampret sudah Hilang. “Kenapa hilang karena sudah bersatunya Pak Jokowi dan Pak Prabowo,” kata Sekretaris TKN Prabowo-Gibran, Nusron Wahid, dihadapan peserta Rapat Kolaborasi Daerah Relawan Prabowo-Gibran se-DKI, di Kantor Golkar DKI, Cikini, Jakarta, Jumat (5/1/2024).
Karena itu Nusron optimis pemilu 2024 hanya menang sekali putaran. “Satu putaran saja dan Pasangan Prabowo-Gibran menang,” tambah Nusron, Mantan Ketua Umum GP Ansor.
“Dan harusnya menang 100 persen, karena cebong sebagai pendukung Jokowi dan kampretnya pendukung Prabowo sudah hilang, dengan bersatunya Pak Jokowi dan Pak Prabowo,” katanya.
Sebagai informasi, friksi cebong dan kampret terjadi demikian kerasnya pada pilpres 2019 sehingga membuat banyak orang prihatin. Mereka mencemaskan keberlangsungan negara kesatuan dan persatuan bangsa yang sudah dibangun.
Para pendukung Prabowo dan pendukung Jokowi waktu pilpres 2019 kedua pihak cukup sengit memperjuangkan masing-masing kandidatnya.
Waktu itu dalam komunikasi politiknya, kelompok Cebong pendukung Jokowi mengolok-olok lawan dengan julukan Kadrun alias kadal gurun dan kampret.
Sebagai balasannya kelompok pendukung Prabowo menjuluki lawannya Cebong gambaran kerumunan orang-orang yang tak berotak yang hanya mengikuti arahan orang lain.
“Oleh sebab itu sangat wajar pada pilpres 2024 bila semua memberi perhatian penuh kepada Pak Prabowo,” kata Nusron. (hvs)
