MEDIAAKU.COM – Mobil swakemudi atau “self-driving car” membuka bab baru dalam transportasi, menggabungkan teknologi canggih seperti radar, kamera, pemetaan tiga-dimensi, dan kecerdasan buatan untuk menggantikan peran manusia sebagai pengemudi.
Menurut riset oleh Raquel Urtasun, seorang pakar pembelajaran mesin dan persepsi komputer untuk mobil otonom, mobil ini menggunakan algoritma yang memungkinkan kendaraan “melihat”, menginterpretasi lingkungan dan mengambil keputusan bergerak dengan sendirinya.
Dalam buku seperti Autonomy“The Quest to Build the Driverless Car and How It Will Reshape Our World” oleh Lawrence D. Burns dan lainnya, digambarkan bagaimana mobil otonom bisa mengurangi kecelakaan, mengefisienkan waktu perjalanan, dan bahkan mengubah desain kota-kota.
Namun teknologi ini belum tanpa tantangan. Sebuah kajian menyebut bahwa arsitektur mobil otonom terdiri dari dua sistem utama: sistem persepsi (mendeteksi jalan, objek, pejalan kaki) dan sistem pengambilan keputusan (merencanakan rute, menghindar, bereaksi).
Beberapa masalah yang masih harus dipecahkan meliputi situasi kompleks yang sulit diprediksi (contoh: pejalan kaki tiba-tiba, kondisi cuaca ekstrem), tanggung jawab jika terjadi kecelakaan, dan regulasi yang belum merata di berbagai negara.
Memang dari teknologi ini dapat membawa kenyamanan dan keselamatan namun manusia tetap memiliki tanggung jawab untuk mengawal penggunaan serta memastikan bahwa manfaatnya dirasakan oleh semua, bukan hanya segelintir pihak.
Teknologi tak boleh menggantikan rasa tanggung jawab sosial kita. Kecepatan, efisiensi, dan kemudahan harus dibarengi dengan keadilan, keselamatan, dan kepedulian terhadap sesama.(*/janu)
