MEDIAAKU.COM – Upaya stabilisasi harga pangan, khususnya beras, terus menjadi fokus Perum BULOG meskipun data menunjukkan adanya penurunan harga di sejumlah pasar.
Melansir dari laman Perum BULOG, Kamis (11/9/2025) Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah, jumlah kabupaten/kota yang mengalami kenaikan harga beras turun signifikan.
Jika dua pekan lalu ada 214 daerah yang mencatat kenaikan, kini hanya tersisa 100 kabupaten/kota. Sebaliknya, daerah dengan tren penurunan harga bertambah dari 58 menjadi 105 kabupaten/kota.
Direktur Utama Perum BULOG, Ahmad Rizal Ramdhani, menegaskan pihaknya akan terus menjaga konsistensi langkah pengendalian inflasi beras.
“Menurunnya jumlah daerah dengan kenaikan harga, bersamaan dengan meluasnya wilayah yang mencatat penurunan harga, menjadi bukti bahwa intervensi pasar mulai efektif. Kami akan terus memperkuat distribusi, memperluas pasar, serta bekerja sama dengan berbagai pihak agar harga tetap stabil,” jelasnya.
Dalam sepekan terakhir, BULOG memperluas distribusi beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) ke pasar-pasar strategis, termasuk pasar yang masuk dalam pemantauan panel SP2KP milik Kementerian Perdagangan. Langkah ini ditujukan agar masyarakat dapat lebih mudah memperoleh beras dengan harga terjangkau di titik-titik utama penggerak harga.
Perhatian khusus juga diberikan pada 214 kabupaten/kota yang sebelumnya mengalami lonjakan harga. BULOG menjadikan daerah-daerah tersebut sebagai prioritas dengan memperbanyak penyaluran beras SPHP untuk menekan gejolak harga di tingkat konsumen.
Upaya ini dilakukan dengan melibatkan banyak pihak melalui sinergi pentahelix, melibatkan TNI, Polri, akademisi, pelaku ritel modern, pedagang tradisional, hingga Koperasi Desa Merah Putih. Dukungan aparat juga penting untuk memperlancar distribusi, menjaga keamanan pasokan, serta memastikan program Gerakan Pangan Murah (GPM) berjalan tertib.
Koordinasi lintas sektor ini turut dibahas dalam rapat nasional bersama Badan Pangan Nasional (Bapanas), Kementerian Pertanian, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Koordinator Bidang Pangan, dan BPS. Hasil pertemuan menegaskan bahwa keberhasilan menekan inflasi merupakan hasil kerja kolektif, bukan hanya capaian satu lembaga.
“Pengendalian inflasi beras adalah hasil kerja bersama. BULOG memang menjadi salah satu elemen penting, tetapi peran Kemendagri, TNI-Polri, Bapanas, BPS, Kementan, media, akademisi, hingga koordinasi dari Menko Bidang Pangan, semuanya saling melengkapi,” tambah Rizal.
Capaian pekan ini menjadi sinyal positif bahwa mekanisme pasar mulai merespons dengan baik. Penurunan harga beras di 105 kabupaten/kota, serta berkurangnya wilayah yang mengalami kenaikan harga menjadi setengah dari sebelumnya, menegaskan bahwa ketersediaan pasokan mulai terjaga.
BULOG memastikan upaya stabilisasi harga akan terus dilanjutkan, dengan menjaga ketersediaan stok beras nasional dalam jumlah yang cukup serta memperkuat distribusi ke seluruh daerah.
Dengan pasokan yang terjaga, diharapkan inflasi pangan, khususnya beras, dapat terus ditekan hingga pada level yang aman dan terkendali.(*/Stephany)