MEDIAAKU.COM – Perwakilan berbagai serikat pekerja menyampaikan dukungan sekaligus sejumlah aspirasi penting terkait masa depan buruh Indonesia dalam pertemuan dengan Presiden Prabowo Subianto di Istana Negara, Jakarta Pusat belum lama ini.
Melansir dari laman Kemkomdigi, Selasa (2/9/2025) Diskusi yang berlangsung hangat sejak sore hingga malam itu membahas isu strategis, mulai dari Rancangan Undang-Undang (RUU) Ketenagakerjaan, RUU Perampasan Aset, hingga kebijakan reformasi perpajakan.
Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) sekaligus perwakilan Gerakan Buruh Indonesia, Andi Gani Nena Wea, menegaskan tekad buruh untuk berada di sisi Presiden Prabowo. Ia menyampaikan dukungan tersebut tidak lepas dari sikap konsisten buruh dalam mendukung aksi unjuk rasa yang damai serta menolak keras segala bentuk kerusuhan yang dapat mengancam stabilitas bangsa.
“Gerakan Buruh Indonesia memberikan dukungan penuh kepada Presiden Prabowo Subianto. Kami menegaskan bukan berada di belakang Presiden, melainkan berdiri di samping beliau. Kami mendukung demonstrasi damai, tetapi menolak tindakan anarkis yang berpotensi menggoyahkan stabilitas politik dan ekonomi,” ujar Andi Gani.
Dalam kesempatan itu, Andi Gani juga menyampaikan bahwa Presiden Prabowo memastikan ruang demokrasi akan tetap terbuka. Selain itu, ia menegaskan komitmennya untuk mempercepat pembahasan dua RUU yang menjadi perhatian utama pekerja.
“Presiden berjanji ruang demokrasi tetap terjaga. Beliau juga menegaskan akan mempercepat pembahasan RUU Perampasan Aset dan RUU Ketenagakerjaan dengan mendorong DPR segera menindaklanjutinya,” tambahnya.
Sementara itu, Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Said Iqbal, menekankan pentingnya demonstrasi sebagai sarana masyarakat kecil menyuarakan aspirasi. Menurutnya, aksi tersebut harus tetap konstitusional, damai, serta bebas dari kekerasan. Pandangan ini, kata Iqbal, juga mendapat persetujuan langsung dari Presiden Prabowo.
“Demonstrasi tetap perlu diberi ruang karena itu merupakan jalan bagi buruh, petani, nelayan, mahasiswa, dan masyarakat kecil untuk menyampaikan pendapat ketika saluran formal belum merespons dengan cepat. Namun demonstrasi harus konstruktif, sesuai konstitusi, dan anti-anarkisme. Presiden pun sejalan dengan pandangan tersebut,” jelas Iqbal.
Ia menambahkan bahwa Presiden Prabowo menanggapi seluruh masukan yang diberikan dengan sikap positif.
“Bahkan, suasana pertemuan terasa akrab dan cair karena melibatkan berbagai elemen, mulai dari serikat pekerja, tokoh agama, mahasiswa, hingga organisasi kepemudaan,” pungkasnya.(*/Stephany)