Saturday, May 31, 2025
HomeSejarah & BudayaDari Jepang ke Indonesia, Bagaimana Mochi Beradaptasi dengan Lidah Lokal?

Dari Jepang ke Indonesia, Bagaimana Mochi Beradaptasi dengan Lidah Lokal?

MEDIAAKU.COM – Mochi adalah kue tradisional asal Jepang yang terbuat dari beras ketan. Meski kini dikenal luas sebagai camilan manis, mochi sebenarnya punya cerita yang panjang dan makna yang dalam di masyarakat Jepang.

Dalam sejarahnya mochi sudah ada  sejak zaman Yayoi (300 SM – 300 M). Pada mulanya mochi dihidangkan dalam upacara keagamaan sebagai persembahan kepada dewa, melambangkan keberkahan, umur panjang, dan kekuatan spiritual.

Mochi juga menjadi simbol harapan akan panen yang melimpah dan kehidupan yang makmur.

Dilansir dari Wikipedia, di Jepang, kue ini sering dibuat dan dimakan pada saat perayaan tradisional mochitsuki atau perayaan tahun baru Jepang yaitu acara menumbuk mochi bersama keluarga atau komunitas.

Kegiatan ini tidak hanya membuat kue, tetapi juga mempererat hubungan antar anggota keluarga, dimana Mochi dihidangkan dalam bentuk Kagami Mochi, dua bola mochi yang ditumpuk dan diberi jeruk di atasnya, sebagai simbol keseimbangan hidup dan harapan baik di tahun mendatang.

Seiring perkembangan zaman, mochi mengalami banyak inovasi. Kini mochi hadir dalam berbagai rasa dan bentuk, seperti mochi isi kacang merah, es krim mochi, hingga mochi dengan isian modern seperti cokelat dan keju.

Di Indonesia, khususnya di Sukabumi, mochi juga telah menjadi jajanan khas yang disesuaikan dengan lidah lokal. Meski berbeda dari mochi asli Jepang, keduanya tetap memiliki nilai budaya dan kekayaan rasa yang khas. (*/janu)

RELATED ARTICLES

Terpopular