MEDIAAKU.COM – Kita bahas yuk, mengenai perjalanan lagu viral ke panggung besar melalui platform TikTok. Di era digital, panggung musik dunia tak lagi hanya dikuasai oleh label besar atau radio ternama.
TikTok, platform video pendek yang meledak sejak 2020, telah menjadi inkubator baru bagi lagu-lagu viral yang akhirnya mencapai puncak prestise seperti Grammy Awards.
Dengan durasi klip yang sering kali tak lebih dari 15 detik, aplikasi ini mampu mengubah melodi sederhana menjadi fenomena global dalam hitungan hari.
Dilansir dari “Billboard 2024”, Lagu seperti “Old Town Road” karya Lil Nas X, yang awalnya hanya potongan di TikTok pada 2018, membuktikan bahwa media sosial bisa melontarkan musisi dari kamar tidur ke sorotan dunia.
Berdasarkan “Publikasi The Verge 2025”, algoritma TikTok mendorong konten yang menarik perhatian, dan musik menjadi bahan bakar utama untuk tren tarian atau tantangan.
Ketika pengguna membuat video dengan lagu tertentu, efek domino tercipta, dan jutaan orang mendengar, menyukai, dan akhirnya mencari versi penuhnya di platform streaming seperti Spotify atau Apple Music.
Contoh terbaru adalah:
“Pink Venom” dari BLACKPINK, yang pada 2022 memanfaatkan hype TikTok sebelum rilis resmi untuk mendominasi tangga lagu internasional.
Data dari Spotify mencatat bahwa lebih dari 40% lagu yang masuk chart global pada 2024 memiliki jejak awal di TikTok, menunjukkan peran besar platform ini dalam menciptakan hits.
Namun, perjalanan dari viral ke Grammy tak selalu mulus. Banyak lagu yang meledak di TikTok gagal bertahan karena kurangnya kedalaman artistik atau dukungan industri.
Meski begitu, musisi yang cerdas memanfaatkan momentum ini untuk membangun karier jangka panjang. Seperti penyanyi Doja Cat adalah bukti nyata lagunya “Say So” menjadi viral berkat tantangan dansa di TikTok pada 2020, lalu membawanya meraih nominasi Grammy untuk Best Pop Solo Performance.
Ini menunjukkan bahwa media sosial bukan hanya panggung sementara, tetapi juga pintu masuk ke pengakuan profesional jika diimbangi dengan strategi dan talenta.
Lebih jauh, fenomena ini mengubah cara industri musik beroperasi. Label-label kini aktif memantau TikTok untuk mencari bakat baru, sementara musisi independen punya kesempatan emas untuk bersinar tanpa perantara. “Dulu, kamu butuh radio atau MTV untuk dikenal. Sekarang, cukup satu klip yang tepat di waktu yang tepat,” ujar Rina Sari, analis musik digital, dalam wawancara pekan ini.
Dengan kekuatan komunitas online dan kreativitas tanpa batas, TikTok telah meredefinisi definisi “hits global” dari ketukan pendek di layar ponsel hingga sorak sorai di panggung Grammy. (*/Terry)