MEDIAAKU.COM – Akhir-akhir ini, tren mengoleksi blind box makin mewabah, terutama di kalangan anak muda dan kolektor. Produk seperti Pop Mart dengan karakter Molly, Labubu, Dimoo, hingga Skullpanda jadi incaran.
Konsepnya sederhana tapi bikin penasaran: kamu beli satu kotak kecil berisi mainan, tapi kamu nggak tahu isinya apa sampai dibuka. Kejutan inilah yang bikin banyak orang ketagihan!
Apa sih yang bikin blind box digemari? Salah satu alasannya adalah elemen kejutan. Kita nggak tahu figur mana yang akan didapat , bisa yang biasa, bisa juga yang langka alias rare item. Rasa penasaran ini memicu dopamin, hormon yang terkait dengan rasa senang dan antusiasme.
Menurut psikolog klinis Dr. Meg Arroll, elemen “misteri” dan “hadiah acak” dalam blind box bisa memicu sistem reward di otak, mirip dengan ketika kita main game atau berjudi ringan. Sensasi ini yang bikin orang pengen beli lagi dan lagi.
Dari sisi positif, blind box bisa jadi hobi menyenangkan yang melatih kesabaran dan menghargai proses karena nggak semua hal bisa langsung kita dapat. Bahkan, banyak kolektor mengaku merasakan kepuasan saat berhasil mengumpulkan satu seri lengkap.
Tapi, ada juga sisi negatifnya. Karena sifatnya yang acak, blind box bisa menimbulkan perilaku konsumtif berlebihan. Rasa penasaran terus-menerus bisa bikin orang beli berkali-kali demi mengejar satu karakter langka. Dalam psikologi, ini mirip dengan konsep variable reward yang juga digunakan dalam desain game dan media sosial.
Dalam wawancara dengan BBC, Dr. Luke Clark, direktur Pusat Penelitian Perjudian di University of British Columbia, menyebut bahwa mekanisme seperti ini bisa memicu kecanduan ringan karena memanfaatkan “intermittent reinforcement”, hadiah yang muncul tak terduga.
Blind box adalah tren yang menyenangkan, penuh kejutan, dan bisa jadi hobi positif kalau dijalani dengan bijak. Tapi seperti hobi lain yang melibatkan pengeluaran, penting untuk tetap punya kontrol diri. Seru boleh, asal jangan kebablasan, ya!.(*/Stephany)