Wednesday, October 22, 2025
HomeBeritaEnam Desa di Jembrana Bali Dibentuk Destanas Untuk Menghadapi Tsunami

Enam Desa di Jembrana Bali Dibentuk Destanas Untuk Menghadapi Tsunami

Jembrana, Bali – mediaaku.com – Sebanyak enam desa di Jembrana Bali kini menjadi desa tangguh bencana (Destanas) mengingat resiko tsunami yang sangat tinggi, karena tempatnya berada di pantai Jembrana. 
Enam desa tersebut adalah Air Kuning, Delod, Berawah, Pengambengan, Penyaringan, Perancak, dan Yeh Kuning. Saat ini sedang dilaksanakan tahap penyusunan rencana aksi pengurangan risiko bencana, ditergetkan seluruh tahapan rampung April tahun 2024 mendatang.
Menurut I Putu Agus Artana Putra, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jembrana, enam desa tersebut menjadi sasaran Destanas karena faktor risiko yang besar terdampak tsunami.
Program Direktorat Kesiapsiagaan, Kedeputian Bidang Pencegahan BNPB, hanya dilaksanakan di Jembrana. “Satu-satunya kabupaten di Bali yang dibentuk Destanas oleh BNPB,” tegasnya saat dikonfirmasi (28/11)
Menurutnya, program ini sebagai upaya menyiapkan ketangguhan masyarakat hadapi bencana. Program ini hanya dilaksanakan di Jembrana. “Satu-satunya kabupaten di Bali yang dibentuk Destanas oleh BNPB,” tegasnya.
Dijelaskan, dengan terbentuknya Destanas bisa menjadikan desa tangguh bencana pelaksanaan penilaian ketangguhan bencana desa, pembentukan forum pengurangan risiko bencana, pembentukan relawan penanggulangan bencana, penyusunan kajian risiko bencana yang meliputi peta atau denah risiko bencana, penyusunan SOP peringatan dini berbasis komunitas.
Selain itu, destanas nantinya bisa membentuk keluarga tangguh bencana, penyusunan rencana evakuasi, mitigasi struktural dan simulasi rencana evakuasi.
Tahapan kegiatan pertemuan Destanas, Sabtu (25/11/2023) lalu, sudah selesai sampai tahapan penyusunan rencana aksi pengurangan risiko bencana. “Sudah memasuki tahapan ke 12 dari 29 tahapan kegiatan, yang direncanakan selesai pada bulan April tahun depan,” tegasnya.
Kegiatan destanas dilaksanakan secara partisipaf adalah perwakilan di masing-masing desa yang terdiri dari 30 orang ditambah dengan fasilitator desa 2 orang, fasilitator daerah 2 orang dan administrasi keuangan kabupaten 2 orang. “Unsur-unsur keterwakilan dalam pertemuan kegiatan Destanas tersebut adalah aparatur desa, seluruh instansi di desa, tokoh hingga masyarakat umum,” imbuhnya.
Tujuan pembentukan destanas agar masyarakat memiliki kemampuan untuk mengenali ancaman di wilayahnya dan mampu mengorganisir sumber daya masyarakat untuk mengurangi kerentanan.  Sekaligus meningkatkan kapasitas mengurangi risiko bencana.
“Dalam Destanas, masyarakat terlibat aktif dalam mengkaji, menganalisis, menangani, memantau, mengevaluasi dan mengurangi risiko-risiko bencana yang ada di wilayah mereka, terutama dengan memanfaatkan sumber daya lokal demi menjamin keberlanjutan,” terangnya. Sesuai Perka BNPB Nomor 1 Tahun 2012 tentang Pedoman Umum Desa atau Kelurahan  Tangguh Bencana dan pertemuan kegiatan PKD  awal berada pada status Destanas Pratama. “Diharapakan tahun depan dapat ditingkatkan menjadi desa tangguh bencana madya atau bahkan desa tangguh bencana utama,” terangnya. (Dea-Bali)
RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Terpopular