MEDIAAKU.COM – Video musik telah mengalami transformasi dramatis sejak era keemasan MTV pada 1980-an, ketika saluran televisi ini menjadi panggung utama bagi musisi untuk memamerkan karya visual mereka.
MTV merevolusi cara penonton mengonsumsi musik, menjadikan video musik sebagai alat pemasaran yang kuat dengan narasi sinematik dan produksi berskala besar, seperti Thriller milik Michael Jackson.
Melansir laman Rolling Stone (2025), “The Evolution Music Industry”, dengan munculnya internet dan platform seperti YouTube pada awal 2000-an, akses ke video musik menjadi lebih demokratis.
Penonton kini bisa menikmati konten kapan saja, sementara musisi independen mendapat kesempatan untuk bersaing tanpa perlu dukungan label besar.
Perubahan ini menggeser fokus dari produksi mahal ke kreativitas yang lebih autentik dan eksperimental, dengan platform seperti Vevo dan Vimeo memperluas jangkauan global.
Kini, di era konten pendek, platform seperti TikTok dan Instagram Reels telah mengubah lanskap video musik menjadi format yang lebih ringkas dan viral.
Durasi video yang awalnya berdurasi beberapa menit kini dipangkas menjadi klip 15-60 detik yang dirancang untuk menarik perhatian seketika. Musisi seperti Lil Nas X memanfaatkan TikTok untuk mempopulerkan lagu seperti Old Town Road melalui tantangan dansa dan meme, menunjukkan bagaimana konten pendek dapat mendorong lagu ke puncak tangga lagu.
Adaptasi ini mencerminkan perubahan perilaku penonton yang menginginkan konten cepat, interaktif, dan mudah dibagikan.
Meski demikian, tantangan bagi musisi adalah menjaga esensi artistik dalam batasan format singkat, sambil tetap bersaing di tengah lautan konten digital yang terus membanjiri media sosial. (*/terry)
