MEDIAAKU.COM – Di tengah dunia yang semakin cepat dan penuh tekanan, generasi Z tampil berbeda. Mereka menjadikan kesehatan mental sebagai prioritas utama, sejajar bahkan melampaui pentingnya pencapaian akademis atau kesuksesan karier. Bagi Gen Z, self-care bukan sekadar slogan tapi gaya hidup.
Berbeda dari generasi sebelumnya yang sering menstigma gangguan mental, Gen Z justru lebih terbuka dalam membicarakan isu seperti kecemasan, burnout, dan depresi. Mereka tidak ragu mencari bantuan profesional, mengikuti terapi, hingga berbagi cerita melalui media sosial.
Menurut laporan dari American Psychological Association (APA), Gen Z adalah generasi dengan tingkat stres tertinggi dibanding generasi lainnya. Namun menariknya, mereka juga yang paling proaktif dalam mencari solusi. Sekitar 37% Gen Z telah mendapatkan bantuan dari profesional kesehatan mental angka tertinggi dibandingkan generasi lain.
Tren ini juga tercermin di dunia digital. Tagar seperti #MentalHealthAwareness, #HealingJourney, dan #TherapyIsCool menjadi viral di TikTok dan Instagram. Banyak influencer Gen Z yang berbagi pengalaman pribadi tentang terapi atau membagikan tips menjaga kesehatan mental sehari-hari, mulai dari journaling, meditasi, hingga detoks media sosial.
Tak hanya itu, Gen Z juga menuntut perusahaan dan institusi pendidikan untuk lebih peduli terhadap isu ini. Banyak dari mereka menilai pentingnya lingkungan kerja atau kampus yang memiliki dukungan psikologis yang nyata seperti konselor, cuti kesehatan mental, dan budaya kerja yang tidak toksik.
Penekanan Gen Z terhadap mental well-being menunjukkan bahwa masa depan akan dipimpin oleh generasi yang lebih sadar, empatik, dan manusiawi. Mereka membuktikan bahwa sehat secara mental bukanlah kelemahan, melainkan kekuatan untuk hidup lebih seimbang dan bermakna. (*Stephany)