MEDIAAKU.COM – Pertanyaan tentang apakah bakat anak ditentukan oleh genetik atau lingkungan telah lama menjadi perdebatan dalam psikologi perkembangan.
Banyak orang tua ingin tahu dari mana asal kemampuan anak: apakah anak berbakat karena mewarisi bakat dari orang tuanya, atau karena lingkungan yang mendukung? Jawaban para ahli menunjukkan bahwa bakat tidak pernah berdiri pada satu faktor saja, melainkan merupakan hasil kerja sama antara gen dan lingkungan.
Robert Plomin, seorang psikolog genetika terkemuka, melalui bukunya “Blueprint: How DNA Makes Us Who We Are”, menjelaskan bahwa gen memiliki kontribusi besar terhadap perbedaan kemampuan individu. Ia menemukan bahwa banyak aspek dalam kecerdasan dan bakat seperti kemampuan bahasa, musik, dan logika,memiliki dasar hereditas yang cukup kuat.
Namun, Plomin juga menegaskan bahwa gen bukanlah takdir. Gen hanya memberi “potensi,” sementara lingkungan menentukan seberapa jauh potensi itu berkembang.
Di sisi lain, Howard Gardner, pencetus Teori Kecerdasan Majemuk dalam bukunya” Frames of Mind”, menunjukkan bahwa bakat tidak tunggal. Menurutnya, ada banyak jenis kecerdasan seperti kecerdasan musikal, interpersonal, kinestetik, dan naturalis yang dapat tumbuh berbeda pada setiap anak.
Banyak bentuk kecerdasan ini sangat dipengaruhi oleh pengalaman, latihan, serta paparan lingkungan sejak kecil. Misalnya, anak yang tumbuh dalam keluarga pecinta musik lebih mungkin mengembangkan kepekaan musikal, meskipun ia tidak memiliki gen khusus untuk itu.
lingkungan teman sebaya juga memegang peranan besar dalam pembentukan kemampuan dan karakter anak. Anak tidak hanya meniru orang tua, tetapi juga belajar dari komunitas, sekolah, dan budaya tempat ia tumbuh.Hal ini menunjukkan bahwa bakat dapat terbentuk, diasah, dan dibentuk ulang sepanjang perkembangan.
Dengan demikian, bakat anak adalah hasil gabungan antara genetik dan lingkungan. Gen memberikan kerangka dasar, sedangkan lingkungan berperan sebagai pemicu, penyubur, dan pengarah.
Anak dengan potensi genetik yang kuat tidak akan berkembang tanpa kesempatan yang tepat. Sebaliknya, anak tanpa predisposisi genetik tertentu tetap dapat mencapai kemampuan tinggi jika berada dalam lingkungan yang memberi dukungan, latihan, dan motivasi.
Setiap anak memiliki keunikan yang tidak selalu terlihat sejak awal. Dengan dukungan, kasih sayang, dan lingkungan yang kaya pengalaman, anak dapat tumbuh menjadi versi terbaik dari dirinya yang melampaui batasan genetik sekalipun.(*/janu)

