MEDIAAKU.COM – Geta adalah alas kaki tradisional Jepang yang berbentuk sandal kayu dengan dua gigi penyangga di bagian bawahnya. Bentuknya sederhana, namun memiliki sejarah panjang yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari masyarakat Jepang.
Menurut buku “Japanese Footwear: Tradition and Culture karya Yamanaka Norio (2002)”, geta sudah digunakan sejak periode Heian (794–1185). Saat itu, fungsinya bukan sekadar alas kaki, tetapi juga sebagai pelindung agar kimono tidak kotor ketika berjalan di jalanan berlumpur atau saat hujan.
Pada masa Edo (1603–1868), keberadaannya semakin populer karena mudah dibuat, tahan lama, dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat kota yang sering berjalan kaki. Modelnya beragam, mulai dari geta sederhana untuk petani hingga geta tinggi yang dipakai oleh para geisha agar kimono mereka tidak menyentuh tanah.
Geta juga menjadi bagian dari simbol status sosial, karena bentuk dan bahan kayu yang dipakai bisa menunjukkan kelas pemakainya.Selain fungsi praktis, geta juga memiliki makna budaya.
Suara ketukan “karan-koron” saat dipakai berjalan menjadi ciri khas yang melekat pada suasana jalanan Jepang tempo dulu. Suara itu bahkan sering digambarkan dalam sastra dan puisi Jepang sebagai penanda kesederhanaan dan romantika kehidupan tradisional.
Hingga kini, geta masih digunakan dalam acara khusus seperti festival musim panas atau saat mengenakan yukata, meskipun dalam kehidupan sehari-hari masyarakat modern Jepang lebih sering memakai sepatu.
Walaupun hanya sepasang sandal kayu, namun di balik bunyinya yang khas, tersimpan kisah tentang cara manusia beradaptasi, menghargai lingkungan, dan merawat identitas budaya. Sejarahnya mengingatkan kita bahwa hal kecil dalam kehidupan sehari-hari pun bisa menjadi simbol yang abadi.(*/janu)