Manado – mediaaku.com – Prestasi akademik dengan predikat lulus Cum Laude yang dicapai Dr (Theologi) Dr (Hukum) Jusak Kereh, SH, MH, MTh, meraih Doktor Theologi di Sekolah Tinggi Theologi (STT) Bethel Indonesia, Jakarta, 29 Agustus 2023 banyak diapresiasi kalangan akademik dan pejabat pemerintahan.
Karena Jusak Kereh juga sebelumnya pernah meraih gelar Doktor Cum Laude dibidang Hukum pada ujian disertasi di Universitas Sam Ratulangi, Tahun 2018 lalu. Dan saat ini Jusak telah menyandang 2 gelar Doktor sekaligus dengan lulusan Cum Laude.
Pujian pertama datang dari Prof Dr Wulanmas, SH, MH, yang 2018 lalu sebagai Promotor dan Penguji disertasi Jusak Kereh saat ujian promosi doktor dibidang hukum. “Saya rasa prestasi Cum Laude yang dicapai Jusak Kereh saat ujian doktor Theologi, itu karena kepintaran Jusak. Karena juga pada waktu saya menguji saat dia (Jusak) ujian doktor di bidang hukum, mampu mempertanggungjawabkan judul disertasinya yang waktu itu soal Undang-Undang Penyiaran Nomor 32 Tahun 2002 yang tidak relevansi lagi dengan perkembangan teknologi pertelevisian yang sudah memasuki dari sistem analog ke sistem digital,” ungkap Wulanmas Frederik, yang juga anggota majelis guru besar Unsrat.
Lanjut Wulanmas, saat itu Jusak mampu menemukan teori baru soal tidak relevansi UU Penyiaran Nomor 32 Tahun 2002 pada perkembangan pertelevisian saat ini baik program dan teknologi.
“Karena itu, supaya lebih yakin, untuk membuktikan teori Jusak itu benar, waktu itu saya mendatangkan Ketua Mahkamah Konstitusi Prof Dr Arief Hidayat, untuk menguji langsung disertasi Jusak Kereh, dan hasilnya lulus Cum Laude,” cetus Wulanmas, yang selalu tampil sebagai nara sumber diseminar nasional dan internasional dibidang hukum.
Atas prestasi itu, Wulanmas mengatakan, pihak Universitas Sam Ratulangi, pernah beberapa kali menawarkan terhadap beliau (Jusak Kereh) untuk menjadi pengajar terhadap mahasiswa S2 dibidang hukum. Namun karena kesibukan Jusak, sehingga yang beraangkutan belum menyempatkan diri untuk menjadi pengajar.Â
Menyinggung soal capaian Jusak memperoleh gelar Doktor Theologi dengan predikat Cum Laude, menurut Wulanmas itu tak terlepas dari kegiatan penginjilan Jusak yang sangat memahami pelayanan dalam menghadapi kemajuan teknologi terutama menghadapi teknologi Artificial Intelegence (AI).
Pujian kedua datang dari Dr Jemmy Sondakh, sang jebolan doktor hukum dari Universitas Hasanuddin Makasar. Jemmy memberikan pujian bagi Jusak Kereh yang telah berhasil meraih nilai tertinggi dengan predikat Cum Laude atas ujian disertasinya di Sekolah Tinggi Theologi (STT) Bethel Indonesia, Jakarta, pada Selasa lalu.
Penilaian ini diberikan Jemmy, karena pernah menjadi salah satu penguji disertasi Jusak Kereh pada saat Jusak meraih Doktor dibidang hukum dengan predikat Cum Laude.Â
Lanjut Jemmy, sosok Jusak Kereh dalam penemuan-penemuan penelitian dan disertasinya selalu dilakukan jauh-jauhnya didepan sejak kuliah. “Jusak itu masi kuliah sudah menyiapkan disertasinya dan temuan keilmuan. Ini berbeda pada mahasiswa umumnya yang mempersiapkan skripsi, tesis dan disertasi nanti dibelakang saat menjelang akhir kuliah,” ucap Jemmy.
Jemmy menambahkan, pengamatan lain kepada seorang Jusak Kereh, yaitu selalu mengutamakan temuan teori dulu atau temuan keilmuannya baru kemudian menyusun disertasi. “Bagi seorang Jusak, bukan sekedar kejar doktor, namun prinsip akademiknya harus ada penemuan dulu dan hasil penelitian,” jelas Jemmy.
Mengenai judul disertasi Jusak Kereh dalam meraih Doktor Theologi, dia mengakui Jusak mampu menggabunglan tiga bidang ilmu sekaligus yakni Teknologi, Hukum dan Agama. Dan ini sangat jarang dilakukan lulusan doktor lain yang hanya meneliti satu bidang ilmu saja.
Kalangan pejabat pemerintahan, seperti Gubernur Sulawesi Utara, Olly Dondokambey, SE, melalui Staf Khusus Bidang Media dan Komunikasi Publik, menyampaikan ucapan selamat kepada Jusak Kereh dan Keluarga, atas keberhasilan Jusak Kereh meraih Doktor Theologi dengan predikat Cum Laude.
Tak ketinggalan juga Walikota Manado Andrei Angouw juga menyampaikan ucapan selamat secara langsung kepada Jusak Kereh atas prestasi akademik yang dicapai Jusak Kereh meraih nilai tertinggi Cum Laude dalam ujian doktor Theologi dikampus STT Bethel Indonesia.
Sebelumnya, Jusak Kereh, berhasil mempertahankan disertasinya dan dinyatakan lulus dalam ujian terbuka / promosi Doktor Teologi dari STT Bethel Indonesia dengan predikat kelulusan Cumlaude, yang digelar di Aula kampus STT Bethel Indonesia, Jakarta, Selasa 29 Agustus 2023, Pukul 14.00-17.00 WIB.Â
STT Bethel Indonesia adalah STT yang telah dikenal luas karena telah banyak menghasilkan lulusan yang tidak asing bagi masyarakat Indonesia, diantaranya, Pdt. Gilbert Lumoindong, Pdt Rubin Adi Abraham (Ketua GBI saat ini), Pdt Josia Abdi Saputra, dll.
Adapun Judul Disertasi Jusak Kereh adalah : “Gereja Dan Artificial Intellegence (AI), Analisa Dampak Penggunaan AI Terhadap Gereja di Indonesia Dari Perspektif Etika Kristen Dan Undang-Undang Informasi Dan Transaksi Elektronik (ITE)”.
Ketua Komisi Penguji yang juga Wakil Ketua 2 STTBI, Dr Sadrakh Sugiono, saat membacakan pengumuman kelulusan dan pengukuhan Doktor Teologi, mengungkapkan, bahwa STT Bethel Indonesia saat ini telah berhasil melahirkan satu Doktor Teologi yang baru, yakni, Dr. (Teologi), Dr. (Hukum) Jusak Kereh, SH., MH., MTH.
Jusak Kereh juga adalah lulusan Doktor Cumlaude pertama pada program study Ilmu Hukum dari Universitas Sam Ratulangi Manado, diawal tahun 2018, yang salah satu pengujinya adalah Prof. Dr. Arief Hidayat, MS, yang saat itu menjabat sebagai Ketua Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia.Â
Pada saat membawakan Presentasi dalam sidang ujian terbuka Doktor Teologi, Jusak Kereh terlihat tenang, percaya diri, menguasai materi presentasi serta mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan lugas yang diajukan lima penguji, masing-masing, Dr. Sadrakh Sugiono, Dr Junifrius Gultom, M.Si merangkap Promotor, Prof. Dr. Drs. Rantetampang, M.Kes, sebagai Co-Promotor, Prof. Dr. Fransina Wattimena sebagai penguji, dan Dr Gernaida K.R. Pakpahan, sebagai Ketua Program Studi Doktor STTBI, sehingga mengantarkan Promovendus Jusak Kereh resmi menyandang gelar keduanya, yaitu Doktor Teologi dari STT Bethel Indonesia-Jakarta dengan predikat kelulusan Cumlaude atau lulus dengan Pujian.
“Setelah kami berlima tim Dewan Penguji mengadakan rapat singkat menyatakan Promovendus Jusak Kereh lulus dengan nilai yang tertinggi yaitu Cumlaude,” ungkap Dr. Gernaida K.R. Pakpahan, salah satu penguji yang juga Ketua Program Studi Doktor Teologi STT BETHEL INDONESIA.
Lebih jauh lanjut Gernaida mengatakan, Promovendus dalam disertasinya mencoba menggabungkan tiga keilmuan yakni kecerdasan buatan (AI), hukum dan etika kristen. Masalah AI yang dikemukakan Promovendus, dengan cara dengan cukup bagus dan menarik karena AI saat ini sudah masuk pada sendi-sendi kehidupan manusia. Sementara gereja bisa dikatakan agak terlambat dalam memberikan respon pada gelombang AI yang semakin canggih saat ini.
Sementara Promotor sekaligus penguji Dr. Junifrius Gultom, saat dimintai tanggapannya soal keberhasilan Jusak Kereh sebagai promovendus dalam membawakan dan mempertahankan disertasinya, mengatakan, penyampaian promovendus sangat sempurna “perfect”. “Bahkan disertasi ini akan menjadi triger atau pemicu dalam penelitian teknologi dan sains kedepan khususnya perspektif keberadaan AI.
Jusak Kereh yang juga Pelopor dan Pendiri 2 TV Lokal di Indonesia Timur, dan tokoh media yang diperhitungkan secara nasional karena station TV yang dikelolahnya pernah masuk sebagai TV lokal terbaik di Indonesia, telah berhasil meyakinkan Tim Penguji tentang pengaruh Artificial Intellegence (AI) yang akan sangat mempengaruhi cara pandang dan berperilaku umat manusia khususnya warga kristiani saat ini, jika gereja tidak mengantisipasinya dengan segera, ini akan mejadi bom waktu buat gereja kedepan.Â
“Sementara dilain pihak, undang-undang Informasi Teknologi dan Transaksi Elektronik (ITE) belum memberikan jaminan dalam pemberantasan atas pelanggaran AI,” tegas Jusak.
“Senjata pamungkas gereja yaitu Firman Tuhan dan Etika Gereja harus di pergunakan gereja secara maksimal. Karena fakta dan realita yang ada, di eropa dan negara barat lainnya saat ini, telah banyak generasi muda yang mulai meninggalkan gereja, gereja tutup, karena mereka merasa gereja tidak lagi relevan dengan perkembangan teknologi khususnya AI saat ini,” ujar Jusak.
Dalam hasil penelitian yang dilakukannya, gereja pada umumnya memiliki sikap netral terhadap teknologi, namun belum membangun sikap dan arah yang tegas dalam menjabarkannya. “Gereja secara praktis hanya menggunakan media sosial dalam hubungan dengan pendeta, pelayanan gereja dan jemaat, padahal teknologi khususnya AI jauh lebih besar manfaatnya dari sekedar hal itu,” jelas Jusak.
Dia menjelaskan pula, hasil penelitiannya dalam perkembangan AI dalam pandangan hukum (UU ITE) dan etika, dimana UU ITE belum mampu menjangkau dan menyelesaikan permasalahan kehidupan masyarakat dalam penggunaan teknologi. Disisi lain dalam etika budaya, seharusnya kebebasan berpendapat melakukan kritik dimedia sosial, patut mengedepankan nilai-nilai moral dan Etika.
Dalam paparannya Jusak meminjam perkataan Elon Musk (CEO Tesla dan pendiri ChatGpt openai, dan Space X) bahwa “Ada satu prediksi mengerikan bahwa Artificial Super Intelligen (ANI) berpontensi lebih berbahaya daripada ledakan nuklir.”
Stereotipikal Dogmatis, adalah garis besar penemuan kebaruan/novelty dalam riset doktor teologinya, lanjut Jusak.Â
Melalui riset ini, promovendus mendapatkan apresiasi dari para penguji, hadirin dan bahkan yang menonton lewat live streaming. Penguji Dr Gernaida Pakpahan memuji bahwa topik disertasi yang diujikan sangat baik karena peneliti mampu melakukan kolaborasi tiga bidang cabang keilmuan sekaligus.
Pujian datang juga dari mereka yang menonton live streaming, antara lain dari Wartawan Senior Ferry Rende yang mengatakan sebagai orang yang pernah rekan sekerja di penyiaran televisi (TVM dan Pacific TV) merasa bangga dengan capaian Jusak Kereh.
“Beliau layak menjadi inspirasi bahwa menempuh pendidikan hingga strata tiga, bajkan sampai dua kali doktor tidak mengenal usia, karena itu Jusak Kereh patut menjadi tenaga akademis dosen dan peneliti dikampus,” ungkap Ferry.Â
Pada Sidang Ujian Terbuka ini, turut hadir pula Ketua STT Theologi Dr. Frans Pantan, juga istri Jusak Kereh, kedua putra-putri Jusak Kereh, Gabby Kereh dan Joel Kereh, serta keluarga dekat dan kerabat dari Promovendus, serta mahasiswa STT Bethel Indonesia, dan hadirin yang menyaksikan melalui live streaming.Â
“Diharapkan prestasi yang membanggakan di bidang pendidikan yang telah di raih oleh seorang Pengusaha, Pelayan dan Advokat asal Sulawesi utara ini, boleh menjadi teladan bagi generasi muda dalam meraih prestasi,” tutup Ferry Rende.

