Manado – mediaaku.com – Guguran lava pijar Gunung Api Karangetang di Pulau Siau, Kabupaten Sitaro, terus terpantau sejak erupsi awal 8 Februari 2023 lalu.
“Hingga kini masih terpantau dengan jarak luncuran yang bervariasi hingga 2.000 meter,” kata Ketua Pos Pengamatan Gunung Api Karangetang Yudia Tatipang di Manado, Kamis, sebagaimana dilansir antaranews.com.
Dia menyebutkan tipe erupsi gunung setinggi 1.784 meter di atas permukaan laut tersebut adalah efusif bukan eksplosif seperti gunung api lainnya, yang ditampakkan dengan leleran lava yang keluar dari puncak kawah.
“Dampak yang paling bahaya dari guguran lava pijar ini adalah ketika terjadi penumpukan material. Ini bisa berubah menjadi awan panas guguran,” jelasnya.
Bila awan panas guguran itu terjadi, kata dia, maka permukiman penduduk yang ada di sekitar kali akan ikut terdampak akibat suhu dan luncuran lava yang begitu cepat dan jauh karena lereng curam.
“Kami terus melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah dan instansi teknis terkait mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan yang terjadi,” ujarnya.
Data Pos Gunung Api Karangetang, hingga kini terus terekam dengan amplitudo 2-20 milimeter, dominan empat milimeter, sementara seismik didominasi gempa guguran dan noise angin. Sedangkan status Gunung Karangetang hingga saat ini masih siaga level III.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG)Â Badan Geologi Kementerian ESDM berharap warga memperhatikan rekomendasi yang diberikan.
Masyarakat, pengunjung, wisatawan atau pendaki tidak diperbolehkan beraktivitas dan mendekati area dalam radius 2,5 kilometer dari kawah Utama serta 3,5 kilometer pada sektor selatan dan tenggara.

